Rida K Liamsi Baca Tiga Puisi

Meriah, Lomba Baca Puisi Nasional di Anjungan Riau TMII

Rida K Liamsi Baca Tiga Puisi
Rida K Liamsi saat membaca puisi karyanya di anjungan Riau TMII. Foto: Erisman Yahya/JPNN
JAKARTA - Lomba baca puisi tingkat nasional yang memperebutkan piala penyair asal Riau, Rida K Liamsi berlangsung sukses dan meriah. Selain para pesertanya datang dari berbagai pelosok negeri, acara yang ditaja Yayasan Panggung Melayu bekerja sama dengan Yayasan Sagang itu juga dihadiri para penyair kenamaan nasional, seperti Presiden Penyair Indonesia Soetardji Calzoum Bachri, Fakhrunnas MA Jabbar, Husnu Abadi, Tien Marni dan Ketua Dewan Kesenian Riau (DKR) Edi Ahmad RM.

Acara puncak berlangsung Minggu malam (24/8) di Anjungan Riau Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rida sebagai tokoh utama pada acara itu sempat pula membacakan tiga puisinya, masing-masing Aceh Suatu Hari, Sesudah Tsunami, Di Tapak Tuan dan Kelekatu. CEO Riau Pos Group yang juga Dirut PT JPNN itu tampil memukau membacakan sajak-sajaknya.

Menurut Rida, dua puisi pertama yang ia bacakan merupakan bagian dari catatan perjalanan dirinya ke Negeri Serambi Mekkah pasca tsunami. Rida mencoba menggambarkan betapa Aceh luluh-lantak dan sangat berbeda dengan Aceh sebelum tsunami yang dilanda konflik bersenjata. Sementara puisi Di Tapak Tuan, Rida menggambarkan betapa masyarakat di sana takut akan gelombang kendati daerah itu sebenarnya tidak terkena bencana tsunami. Namun, bencana tsunami yang menewaskan ribuan jiwa itu telah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam.

Puisi terakhir, Kelekatu, aku Rida, akan menjadi kumpulan puisinya yang kedua setelah sebelumnya sukses meluncurkan kumpulan puisi yang pertama yakni Tempuling. Kumpulan puisi yang kedua ini, ungkap Rida, akan diberi judul Perjalanan Kelekatu. Puisi ini seperti ingin menyindir orang-orang yang tidak punya pendirian, layaknya kelekatu di mana ada lampu atau penerangan ke sanalah kelekatu terbang. Kata Rida, orang yang berpendirian dan bersikap seperti kelekatu pada akhirnya dicuaikan dan tidak dihargai orang.

Presiden penyair Indonesia Soetardji juga sempat menyumbangkan dua puisinya, yakni Jangan dan Tak Ingin. Meski mengaku kurang fit, namun Tardji tetap tampil memukau dan seakan mampu menyihir para hadirin. Begitu juga dengan Fakhrunnas, Edi Ahmad RM, Tien Marni dan Husnu Abadi, mereka berusaha menggugah kesadaran masyarakat lewat kata-kata yang mengalir melalui puisi.

Sementara para peserta lomba yang berhasil meraih juara dan berhak membawa pulang sejumlah uang serta piala Rida K Liamsi, yakni Novi Arisa (juara satu), Prayitno Jati (juara dua), Ramon Damora (juara tiga), Rini Styani (juara harapan satu), Selvi Mardiani (juara harapan dua) dan Yona Apollona Elvi P (juara harapan tiga).

Menurut Ketua Pelaksana yang sekaligus Ketua Umum Yayasan Panggung Melayu Asrizal Nur, peserta lomba berjumlah 125 orang dari 20 provinsi di Indonesia. Peserta termuda berumur 15 tahun dari Jakarta dan tertua 66 tahun dari Bangka Belitung. Selain berhak mendapatkan uang dan piala, juara satu dan dua, kata Asrizal akan diundang ke Riau pada acara Anugerah Sagang yang biasa setiap tahun digelar Yayasan Sagang.

Dalam sambutannya, Asrizal juga menegaskan bahwa event ini tidak saja untuk menggairahkan dunia sastra di Indonesia, tapi juga untuk mengangkat dan memperkenalkan para penyair-penyair kenamaan Riau di tingkat nasional. Penyair seperti Rida K Liamsi, sebut Asrizal, sudah tidak asing lagi bagi dunia kepenyairan di tanah air. "Setiap daerah berhak mengangkat nama-nama penyairnya ke tingkat nasional." sebutnya.

JAKARTA - Lomba baca puisi tingkat nasional yang memperebutkan piala penyair asal Riau, Rida K Liamsi berlangsung sukses dan meriah. Selain para

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News