Risalah Tak Lengkap, Kejanggalan Century Bertambah

Teleconference Boediono dan Sri Mulyani Harus Dibuka

Risalah Tak Lengkap, Kejanggalan Century Bertambah
Risalah Tak Lengkap, Kejanggalan Century Bertambah
JAKARTA - Anggota Tim Pengawas DPR untuk kasus Century, Bambang Soesatyo, tak henti-hentinya bersuara lantang soal pengungkapan dugaan korupsi pada pengucuran dana talangan (bailout) Rp 6,7 triliun untuk bank yang kini berubah nama jadi Bank Mutiara itu. Kepada wartawan, Selasa (15/11), politisi Golkar itu mempertanyakan rekaman lengkap teleconference antara Boediono saat masih Gubernur Bank Indonesia (BI) dengan Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan (Menkeu) yang tengah berada di Amerika Serikat (AS).

Bambang mengutip sebuah risalah teleconference antara Sri Mulyani di AS dengan Boediono beserta pejabat BI, pejabat Depkeu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan dan Program Reformasi (UKP3R) Marsilam Simanjuntak pada 13 November 2008. Dari teleconference itu, diketahui bahwa rapat memang digelar khusus untuk membahas masalah Century. Selain itu, Presiden SBY juga sudah mendapat informasi soal Century.

"Saudari Sri Mulyani menginformasikan, telah menyampaikan permasalahan ini kepada Presiden RI, namun pada hari ini Presiden RI akan melakukan perjalanan dinas ke San Fransisco, USA yang artinya sampai dengan esok hari, dalam hal diperlukan Presiden RI belum dapat mengambil keputusan," kata Bambang mengutip risalah teleconference.

Bambang menilai notulen atau salinan risalah itu agak berbeda dari notulen rapat-rapat lainnya yang selalu melampirkan rekaman dan transkrip rapat secara utuh. Anak buah Aburizal Bakrie di Golkar itu mensinyalir ada rekaman yang hilang atau justru sengaja dihilangkan.

JAKARTA - Anggota Tim Pengawas DPR untuk kasus Century, Bambang Soesatyo, tak henti-hentinya bersuara lantang soal pengungkapan dugaan korupsi pada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News