Riset DNA Ungkap Manusia Purba Afrika Berjalan Melintasi Benua demi Cari Jodoh
Iklim ekstrem itu mengurangi jumlah area yang menyimpan cukup banyak tanaman, hewan, dan sumber daya lain yang dapat dimakan untuk bertahan hidup.
“Ketika daerah tropis Afrika keluar dari zaman es terakhir, lanskap menjadi penuh dengan banyak kelompok kecil orang dengan tradisi budaya lokal yang beragam,” kata Thompson.
Kelompok yang berbeda budaya cenderung mencari pasangan dari kelompok tetangga yang memiliki lebih banyak kesamaan daripada migran dari daerah yang jauh, dia menduga.
Pemburu-peramu Afrika hari ini masih mengikuti praktik budaya lokal, berbicara dalam bahasa yang berbeda secara regional dan menarik pasangan dari kelompok terdekat.
Migrasi petani Afrika Barat ke Afrika timur dan selatan mulai sekitar 2.000 tahun yang lalu sebagian besar telah menghapus pola nenek moyang kuno dalam DNA orang Afrika masa kini.
Itu membuat DNA purba penting untuk mengungkap pola-pola yang hilang itu.
Dalam studi baru, para ilmuwan mengekstrak DNA purba dari tulang enam individu yang sebelumnya digali di Afrika bagian timur dan selatan-tengah.
Perkiraan kapan orang-orang ini hidup berkisar antara sekitar 18.000 hingga 5.000 tahun yang lalu.
Data genetik baru ini dipelajari bersama dengan bukti DNA yang sudah diterbitkan untuk 28 pemburu-pengumpul Afrika yang berasal dari sekitar 8.000 tahun yang lalu.
Pergerakan jarak jauh kelompok manusia purba yang baru diidentifikasi ini membantu menjelaskan penemuan benda arkeologi seperti perkakas batu dan tulang di sebagian besar Afrika
- Peneliti TSRC Sebut Kompleksitas Pemilu 2024 Munculkan Fenomena Split-Ticket Voting
- RS Siloam Gandeng NUS Singapura dan MRIN Lakukan Penelitian Kardiovaskular di Indonesia
- Ketua MPR Publikasikan Hasil Riset Ilmiah 4 Pilar Kebangsaan, Ungkap Masalah di Kepri
- Sopir Salim
- Pembantaian di Gereja Katolik, 15 Umat Tewas Mengenaskan Saat Misa Minggu
- PP Hima Persis Gelar Camp Inkubasi Penelitian, Nih Tujuannya