Rizal Ramli: Capres Andalkan Popularitas Melemahkan Demokrasi
Rabu, 20 Februari 2013 – 20:16 WIB

Rizal Ramli: Capres Andalkan Popularitas Melemahkan Demokrasi
JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Rizal Ramli mengatakan, indikator popularitas yang selama ini dijadikan sebagai isyarat seseorang pantas untuk diusung menjadi calon presiden (Capres), merupakan gejala yang sangat tidak baik untuk memilih pemimpin di negara demokrasi. Kalau akan tetap mengandalkan popularitas sebagai indikasi diusungnya Capres, kata Rizal Ramli, maka demokrasi Indonesia mengarah ke demokrasi ala Filipina yang memilih pemimpinnya hanya berdasarkan faktor kekayaan dan pesohor. "Jangan harap negara Indonesia bisa menyamai negara Cina, Jepang maupun Korea, jika hanya mengandalkan popularitas dalam mencari seorang pemimpin. Kalau itu terjadi, maka bangsa Indonesia telah meniru politik negara Philipina," tegasnya.
"Kalau hanya popularitas yang menjadi indikasi seseorang pantas diusung sebagai Capres, saya rasa itu pekerjaan yang sangat mudah dan murahan. Karena untuk mengangkat popularitas itu cukup dengan cara menyuguhkan iklan, spanduk baliho dan poster kepada rakyat," kata Rizal Ramli, di kantor Econit, Jakarta, Rabu (20/2).
Menurut Rizal, gejala komunikasi politik satu arah dengan menggunakan iklan, spanduk baliho dan poster sebagai cara untuk mengangkat popularitas, sesungguhnya melemahkan substansi dari demokrasi. Sebab, demokrasi itu sesungguhnya lebih mempertaruhkan tataran ide dan gagasan serta implementasinya dalam mengelola negara.
Baca Juga:
JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Rizal Ramli mengatakan, indikator popularitas yang selama ini dijadikan sebagai isyarat seseorang
BERITA TERKAIT
- Kelompok DPD RI di MPR Dorong Agenda Perubahan UUD 1945 pada 2026
- NasDem Karawang Bangun Kantor Megah Simbol Pemersatu
- Soal RUU Perampasan Aset, Dave Golkar: Kami Siap Membahas
- Gus Yasin Dukung Agus Suparmanto Jadi Ketum PPP di Muktamar
- Groundbreaking Kantor Nasdem Karawang, Idris Sandiya Ingatkan Pentingnya Pembangunan Fisik & Mental
- Fathi Nilai Kebijakan Ekonomi Trump Ancaman Serius, Pemerintah Perlu Strategi Baru