Rizal Ramli: Ekonomi Indonesia Sudah Lesu Sebelum Ada Wabah Corona

Rizal Ramli: Ekonomi Indonesia Sudah Lesu Sebelum Ada Wabah Corona
Rizal Ramli. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom senior Rizal Ramli menyayangkan anggapan perekonomian Indonesia lesu akibat merebaknya virus corona. Menurut Rizal, sebelum covid-19 muncul di Tiongkok, ekonomi Indonesia sudah carut marut akibat defisit neraca perdagangan yang makin melebar dan utang luar negeri yang tambah besar, serta berbagai faktor lainnya.

"Banyak pejabat yang mengaku virus corona nyaris tidak ada di Indonesia, tetapi ketika IHSG menurun hingga 5300 dan rupiah anjlok Rp 14.262 (per 1 USD) para pejabat bilang akibat corona," kata dia.

Padahal, menurut dia, tanpa corona pun ekonomi Indonesia semakin nyungsep karena salah kelola. "Benar-benar ilmu pengibulan sudah tingkat Dewa," kata Rizal dalam keterangan pers, Sabtu (29/2).

Mantan anggota tim panel ekonomi PBB itu menambahkan kebanyakan analis ekonomi hanya mampu mempresentasikan kondisi ekonomi hari ini, bukan prediksi yang akan terjadi ke depan.

Karena itu, Rizal mengimbau pada ekonom untuk membuat forecast melalui simulasi yang merujuk pada hasil wawancara langsung masyarakat dari semua lapis golongan, sehingga bisa diketahui kondisi realita yang sebenarnya.

"Analis pasar modal dan ekonom konvensional tidak bisa ramalkan apa yang terjadi hari ini, 6-12 bulan yang lalu. Mereka hanya bisa melakukan extrapolasi trend, tidak bisa memperkirakan akan ada ‘struktural break’. Itu terjadi 1996-1997, terulang kembali 2019-2020," kata mantan Menko Ekuin era Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu.

Rizal pun menyinggung perilaku buzzer dan influencer yang kerap menutupi kesalahan tim ekonomi dan kondisi perekonomian Indonesia sebenarnya dengan narasi-narasi yang dinilai penuh dengan kebohongan. Menurut Rizal, hal itu justru akan menjadi masalah besar di kemudian hari.

"Maaf, banyak sekali buzzer yang kerap posting artikel penjelasan pejabat yang rajin melakukan ‘self-denial’ dan ekonom konvensional. Akibatnya beban krisis akan lebih besar untuk bangsa dan rakyat kita, karena rakyat dan bisnis terlena dengan fatamorgana itu, tidak bersiap-siap melakukan tindakan preventif. Kok ndak pernah belajar dari sejarah?" kata Rizal.

Menurut Rizal, kebanyakan analis ekonomi hanya mampu mempresentasikan kondisi ekonomi hari ini, bukan prediksi yang akan terjadi ke depan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News