Robot Binatang Diprediksi Ubah Interaksi Sosial Manusia

Dr. Jean mengemukakan, "Mereka tahu itu bukan binatang peliharaan hidup, mereka tak menganggapnya sebagai binatang hidup tetapi mereka juga tak menganggapnya sebagai objek belaka.”
Ia mengatakan, robot binatang peliharaan bisa cocok dengan seseorang yang tinggal di kota atau wilayah yang padat penduduk, serta orang-orang dengan alergi dan yang tak mampu merawat binatang hidup.
Tapi ahli robotika, Profesor Maurice Pagnucco, dari Sekolah Ilmu Komputer dan Teknik di Universitas New South Wales, mengatakan, masih ada kesenjangan besar antara teknologi saat ini dengan "binatang peliharaan virtual".
"Saya tak berpikir kita berada di titik di mana Anda bisa memiliki binatang peliharaan yang bisa diandalkan. Mereka tak akan berada di tingkat yang sama seperti binatang peliharaan nyata, saat ini, pada dasarnya, mereka adalah mainan,” bantahnya.
Ia lantas menambahkan, "Tapi di mana kita akan berada di masa depan, kami tak benar-benar bisa mengatakannya."
Teknologi jadi bagian hidup sehari-hari
Dr Jean mengatakan, semakin populernya robot binatang peliharaan juga memicu pertanyaan tentang cara manusia berkembang secara sosial.
"Ini menimbulkan beberapa pertanyaan etis utama seperti yang ditimbulkan Facebook - Apakah berinteraksi dengan orang lain di dunia maya benar-benar membuat Anda sosial atau kurang sosial?", sebutnya.
Seorang peneliti Australia meyakini, sepuluh tahun mendatang, robot berbentuk binatang peliharaan bisa menjadi barang umum dan mengubah cara kita
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan