Rocky Gerung: Mencari Pasien saja Tak Bisa, Kok Sekarang Mau Damai dengan Covid-19

Rocky Gerung: Mencari Pasien saja Tak Bisa, Kok Sekarang Mau Damai dengan Covid-19
Rocky Gerung. Foto: dokumen Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Filsuf Rocky Gerung mengkritisi kebijakan pemerintah yang ingin menuju new normal.

Pasalnya, hingga saat ini pemerintah belum memiliki data autentik tentang titik-titik penyebaran Covid-19.

Dia khawatir, kejadian yang menimpa Prancis terjadi di Indonesia. Mengingat Indonesia belum punya data akurat.

"Baru sehari Prancis membuka sekolah, langsung puluhan siswa dan guru terpapar Covid-19. Padahal Prancis mengambil kebijakan tersebut setelah melakukan kajian dan pemetaan episentrum Covid-19. Akhirnya Perancis menutup kembali sekolah-sekolah," kata Rocky dalam akun YouTube Trilogi TV baru-baru ini.

Rocky menilai, Indonesia sekarang ada dalam darurat akal sehat karena reaksi pemerintah terhadap krisis.

Pemerintah makin membentengi diri dari kritik. Salah satu cara yang ditempuh dengan menaikkan logo merah putih, logo presiden di kantong bansos untuk menakut-nakuti Covid-19.

"Jadi kalau bansosnya ada logo presiden dan merah putih, Covid-19 langsung kabur. Kan jadi begjtu mitosnya karena pemerintah tidak mau mendengarkan keterangan ahli, ilmuwan, tenaga medis, saintis, epidemiologis," tuturnya.

Para ahli ini, lanjut Rocky, butuh data pemerintah supaya peneliti virus bisa mempelajari karakter lokal virus karena pasti berbeda dengan di China dan Amerika.

Rocky Gerung mengkritik rencana new normal dan berdamai dengan covid-19 yang digaungkan pemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News