Rogoh Rp 833 M untuk Perangi Perompak
Kamis, 20 November 2008 – 15:16 WIB
KAPAL-kapal perang dari sedikitnya sembilan negara saat ini beroperasi di Samudera Hindia dan Teluk Aden, namun masih saja para perompak leluasa bergerilya. Hanya segelintir yang berhasil ditangkap maupun ditembak mati. Seberapa tangguh mereka? Maka, tak cukup hanya kerja sama satu atau dua negara saja untuk menghentikan mereka. Apalagi, belum ada hukum internasional yang mengatur tentang hukuman bagi pelaku pembajakan itu, meskipun saat ini ada beberapa perompak yang diajukan ke pengadilan di Kenya, juga sekelompok lain diajukan ke meja hijau di Prancis.
Bajak laut Somalia dilengkapi berbagai piranti canggih. BBC melaporkan, mereka dilengkapi, antara lain, GPS serta telepon satelit. Kawanan penjahat yang dikenal bergaya hidup mewah berkat tebusan yang didapatnya itu juga melengkapi diri dengan speedboat yang bisa diluncurkan dari kapal induk.
Mereka juga mempersenjatai diri dengan roket dan senjata api AK-47. Semua piranti tadi tentu tak bisa dipandang sebelah mata. Dengan kekuatan tersebut, tak mengherankan bila keberadaan mereka sangat memprihatinkan, merugikan, dan mengancam. Kondisi tersebut semakin mengukuhkan perairan Somalia sebagai wilayah paling berbahaya.
Baca Juga:
KAPAL-kapal perang dari sedikitnya sembilan negara saat ini beroperasi di Samudera Hindia dan Teluk Aden, namun masih saja para perompak leluasa
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI: World Water Forum di Bali Bakal Melahirkan Deklarasi Bersejarah
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara