Rusia Jilat Ludah Sendiri soal Mariupol, Ribuan Warga Sipil Kembali dalam Bahaya

Rusia Jilat Ludah Sendiri soal Mariupol, Ribuan Warga Sipil Kembali dalam Bahaya
Banyak bangunan bangunan hancur akibat gempuran saat konflik Ukraina-Rusia terus berlangsung di selatan kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, Selasa (19/4/2022). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko/aww/cfo

Kementerian pertahanan Rusia mengaku pihaknya menggunakan rudal dengan presisi tinggi untuk meluluhlantakkan terminal logistik di Odesa yang berisi pasokan senjata dari AS dan sejumlah negara Eropa.

Menurut dephan, pasukan Rusia telah membunuh hingga 200 tentara Ukraina dan menghancurkan lebih dari 30 kendaraan pada Sabtu.

Jenderal Rusia Rustam Minnekayev pada Jumat (22/4) mengatakan Moskow ingin menguasai seluruh Ukraina selatan,.

Menurut Ukraina, pernyataan jenderal tersebut mengindikasikan bahwa Rusia mempunyai tujuan yang lebih luas dari sekadar misi "demiliterisasi" dan "mengenyahkan pengaruh Nazi" di Ukraina.

Kiev dan Barat menyebut invasi Rusia sebagai perang agresi yang tak bisa dibenarkan.

Kemenhan Rusia pada Jumat mengatakan para petempur terakhir yang berada di pabrik baja di Mariupol sudah "diblokade secara aman".

Pada Kamis (21/4), Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa Mariupol "sudah bebas", dan menyatakan bahwa pasukan Rusia tidak akan menyerbu Azovstal.

Penasihat Zelenskyy, Oleksiy Arestovych, mengatakan pasukan Ukraina di pabrik baja itu bertahan dan berupaya untuk melakukan serangan balik. Lebih dari 1.000 warga sipil juga berada di pabrik tersebut, menurut otoritas Ukraina. (ant/dil/jpnn)

Presiden Vladimir Putin sebelumnya sudah menyatakan bahwa Mariupol bebas dan pasukan Rusia tidak akan menyerbu Azovstal, tetapi kenyataannya?


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News