Rusia Mengancam AS, Sebut Soal Perang Nuklir

Rusia Mengancam AS, Sebut Soal Perang Nuklir
Dokumentasi - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Jakarta (6/7/2021). (ANTARA/HO-Kemlu RI)

"Banyak orang akan seperti itu. Bahayanya serius, nyata dan tak boleh diremehkan."

Invasi Rusia di Ukraina telah berlangsung 2,5 bulan.

Invasi membuat ribuan orang tewas dan terluka, menghancurkan kota dan desa dan memaksa lima juta orang mengungsi ke luar negeri.

Moskow menyebut aksinya sebagai operasi khusus untuk melucuti Ukraina dan melindungi negara itu dari kaum fasis.

Ukraina dan Barat mengatakan hal itu hanya dalih Presiden Vladimir Putin untuk melakukan agresi tak berdasar.

Membela tindakan Moskow, Lavrov juga menyalahkan Washington atas minimnya dialog.

"Amerika Serikat praktis telah menutup semua kontak semata-mata karena kami berkewajiban membela orang-orang Rusia di Ukraina," kata Lavrov, mengulangi alasan Moskow melakukan invasi di negara tetangganya itu.

Namun, dia mengatakan pasokan senjata canggih barat, termasuk rudal anti tank Javelin, kendaraan lapis baja dan pesawat nirawak, merupakan tindakan provokatif yang sudah diperhitungkan untuk memperpanjang konflik ketimbang mengakhirinya.

Rusia kembali mengancam Amerika Serikat dan Eropa, Lavrov mengingatkan soal perang nuklir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News