Rusia Mengekspor Paham Neo-Nazi ke Ukraina, Dalil Putin Makin Mengada-ada

Rusia Mengekspor Paham Neo-Nazi ke Ukraina, Dalil Putin Makin Mengada-ada
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: EPA - diambil dari Mirror

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Algooth Putranto menyebut alasan Rusia menginvasi Ukraina untuk mencegah tumbuhnya paham neo-Nazi sebagai hal yang dibuat-buat.

Menurut dia, tokoh neo-Nazi justru menjadi aset Rusia sejak 2014 dan partai beraliran Neo-Nazi di Ukraina merupakan cabang dari gerakan neo-Nazi yang lahir dan besar di Rusia.

“Partai Persatuan Slavia Ukraina adalah cabang organisasi Persatuan Nasional Rusia (RNU) yang merupakan organisasi Neo-Nazi. Tahun 2014, anggota RNU bergabung dengan pasukan pro-Rusia di Ukraina selama Perang di Donbass. Jadi aneh kalau alasan mencegah nazisme dipakai Rusia,” kata Algooth, Sabtu (19/3).

Dia menjelaskan RNU adalah buah frustasi kesulitan ekonomi dan sosial yang dihadapi Rusia setelah bubarnya Uni Soviet pada tahun 1990-an.

Gerakan RNU resmi berdiri pada pada 16 Oktober 1990 sebagai pecahan dari Front Patriotik Nasional.

“Pendirinya Alexander Barkashov yang ultra-nasionalis. Pada bulan Maret dan Mei 2014 dia pindah ke Ukraina Timur dan tinggal di Donetsk. Anaknya Barkashov bergabung dalam pasukan pro-Rusia di Ukraina,” tutur Algooth.

Anggota RNU dikenali dengan seragam hitam dengan mengadopsi lambang swastika merah dan putih.

Secara terbuka, mereka menyatakan kekaguman terhadap sosialisme nasional Jerman dan perayaan publik kebangkitan Nazi meskipun organisasi tersebut secara resmi menolak untuk medukung ideologi Nazi dalam bentuk apa pun.

Pengamat Komunikasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Algooth Putranto menyebut alasan Rusia menginvasi Ukraina mengada-ada.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News