Rusuh Brutal, Massa Bentrok dengan Polisi

Rusuh Brutal, Massa Bentrok dengan Polisi
Polisi saat mengamankan salah satu massa aksi, Rabu (22/2) Foto: Samsudin Cahalil/Malut Post/JPNN.com

"Yang bikin anarkis ini bukan massa aksi, tapi polisi. Karena massa aksi hanya datang menyampaikan pendapat di muka umum tapi diusir. Jadi, saya tegaskan massalah penembakan dan pengrusakan rumah Ali Sangaji akan berakhir di Mabes Polri, DPR RI dan Komnas HAM," tutupnya.

Tindakan represif aparat kepolisian tersebut juga mendapat kecaman dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Maluku Utara (Malut). DPW PAN Malut mengutuk keras tindakan aparat kepolisian.

Sekretaris DPW PAN Malut Saleh Tjan mengatakan tindakan itu sudah melanggar hak asasi manusia.

Karenanya, sebagai partai pengusung kandidat nomor urut dua, Ali Sangaji-Yulce Makasarar, DPW PAN Malut akan mengajukan insiden tersebut pada Komnas HAM, Kompolmas, dan Komisi II DPR RI.

Dikatakan, aksi brutal aparat kepolisian tersebut dibuktikan dengan adanya pengrusakan rumah Ali Sangaji. Selain itu, intimidasi pada tim pendukung Ali-Yuk.

“Mereka (Polisi,red) juga merusaki pintu kamar pribadi Ali Sangaji. Selain itu, ibu-ibu ditangkap, yang laki-kali dipukul. Ini tindakan membabi buta. Mestinya, mereka melindungi masyarakat, bukan malah mengintimidasi,“ kata Saleh kesal.

Sekretaris Tim Pemenang Ali-Yuk, Muhammad Ikbal Mahmud menambahkan, PAN akan meminta pertanggung jawaban dari Kapolres Pulau dan Kapolda Malut atas insiden tersebut.

”Kapolda Malut dan Kapolres Morotai harus bertanggung jawab atas tindakan anak buahnya itu. Kami juga meminta pihak kepolisian agar melepaskan orang-orang yang saat ini ditahan oleh di Polres Morotai,“ pintanya. (din/mg-01/jfr)

Kericuhan terjadi menjelang rapat pleno rekapitulasi hasil pilkada Morotai, Maluku Utara, Rabu (22/2)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News