Salon Diserbu Setelah Empat Bulan Tutup, Lebih Ramai dari Musim Liburan Natal
"Sejauh ini sih benar-benar maksimal, kayaknya bos nggak mau melewatkan kesempatan juga … jadi ada lima barber dan semua kerja dari Senin sampai Sabtu."
Meski demikian, menurut Ikhsan, salon tempat kerjanya menerapkan protokol yang kesehatan yang sangat ketat.
"Hand sanitizer disediakan. Kami harus pakai masker, dan nggak melayani cukur jenggot dulu untuk sementara, benar-benar cuma rambut. Klien juga tetap harus pakai masker, meski nggak dikaitkan ke kuping, tapi dipegang menutupi mulut dan hidung," kata Ikhsan.
Belajar dari pandemi COVID-19 dan lockdown yang dialami oleh industri salon di Melbourne, baik Ikhsan maupun Thomas sepakat, persiapan finansial sangat penting.
"Kebetulan saya punya tabungan yang cukup, walaupun saya benar-benar berharap nggak mengalami ini lagi," kata Ikhsan.
Sementara Thomas yang mengaku siap secara mental dan finansial saat pertama kali pandemi melanda Melbourne mulai memikirkan strategi bisnis untuk masa yang akan datang.
"Belajar dari lockdown ini, mungkin saya harus mulai berpikir untuk membuka salon di wilayah regional Melbourne, misalnya di Geelong yang nggak terlalu jauh dari Point Cook," ucap Thomas.
"Jadi kalau nanti ada kondisi di wilayah metropolitan Melbourne yang mengharuskan salon tutup, setidaknya masih ada salon yang masih boleh buka di wilayah regional," pungkasnya.
Salah satu tempat yang diserbu warga Melbourne setelah pekan lalu Premier Daniel Andrews mengumumkan sejumlah pelonggaran pembatasan adalah salon
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Iran Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat