Sambut Ramadan di Masjid Demak dengan Mengengan

Sambut Ramadan di Masjid Demak dengan Mengengan
Masjid Agung Demak. Foto: Kemenpar

Selain salat di masjid para wali itu, pengunjung juga bisa berziarah di makam-makam Raja Demak. Di antaranya adalah makam Sultan Fatah atau raja pertama Demak, makam Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor (raja kedua) dan makam Sultan Trenggono (raja ketiga).

Hingga memasuki Ramadan ini kompleks makam raja-raja sangat ramai  peziarah. Mereka datang dari berbagai wilayah dari Jawa dan luar Jawa. Tidak jarang pula ada pejabat berziarah dan salat di tempat ini.

Ahmad Yani Nasution,  salah seorang pengurus Masjid Agung Demak mengatakan, menjelang Ramadan kemarin suasananya ramai. Menurutnya, dalam sehari bisa 20 hingga 60 bus datang baik dari Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Jawa Barat.

“Ramainya saat Rajab, Ruwah atau sebelum Ramadan. Tetapi Ramadan tetap lumayan,” jelasnya.

Sedangkan untuk kegiatan saat Ramadan bisanya diisi dengan pengajian sehabis saolat asar dan kataman Alquran. “Biasanya akan ramai lagi saat malam likuran atau malam-malam terakhir mulai tanggal 21, 23, 27, dan 29,” ujar lelaki ramah ini.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak Rudi Santoso menambahkan, ada tradisi megengan yang dilakukan sehari menjelang puasa. Menurutnya, megengan merupakan tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan puasa.

Megengan sendiri diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan. Ini merupakan peringatan bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan puasa. 

“Untuk Megengan kemarin ditampilkan tari zapin, serta atraksi budaya lainnya di depan Masjid Agung. Kemudian dilanjutkan dengan melihat stan-stan makanan khas Demak seperti sate keong dan masih banyak lagi,” tuturnya.(adv/jpnn)


Sama halnya dengan makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, Masjid Agung Demak Jawa Tengah juga ramai pengunjung saat bulan Rejeb (Rajab) dan Ruwah kemarin.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News