Sampaikan Undangan Pelantikan, Pimpinan MPR Sambangi Rumah Mega
jpnn.com - JAKARTA - Para pimpinan MPR RI, Kamis (16/10), berkunjung ke kediaman pribadi Presiden RI kelima yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di Menteng, Jakarta Pusat. Kunjungan dimaksudkan untuk mengundang Megawati ke acara pelantikan presiden tanggal 20 Oktober mendatang.
Pimpinan MPR yang datang antara lain, Ketua Zulkifli Hasan, Wakil Ketua EE Mangindaan, Wakil Ketua Mahyudin dan Wakil Ketua Oesman Sapta Odang. Sementara Wakil Ketua Hidayat Nur Wahid berhalangan hadir.
Mega sendiri dalam pertemuan ini didampingi oleh Wakil Sekretaris Jendral Ahmad Basarah dan Ketua Fraksi Puan Maharani.
"Pertemuan berlangsung sangat akrab. Pimpinan MPR secara khusus mengundang Ibu Mega dalam pelantikan presiden dan wapres. Ini biasa dilakukan di negeri ini," kata Wakil Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristianto kepada wartawan di lokasi.
Hasto pun memastikan Mega akan hadir dalam acara pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Menurutnya, momen politik bersejarah dan penting itu tidak mungkin dilewatkan oleh Mega.
Setelah dari rumah Mega, para pimpinan MPR dijadwalkan berkunjung ke kediaman Presiden RI ketiga, BJ Habibie. Kunjungan serupa sebelumnya telah mereka lakukan ke rumah presiden terpilih Joko Widodo, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. (dil/jpnn)
JAKARTA - Para pimpinan MPR RI, Kamis (16/10), berkunjung ke kediaman pribadi Presiden RI kelima yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Partisipasi Festival Islam Kepulauan di Belanda, Kemenag Ulas Peran Penghulu di Era Modern
- Atasi Berbagai Tantangan Isu-isu Keberlanjutan Fungsi Lingkungan, RPP jadi Terobosan & Inovasi KLHK
- Bertemu Kepala Eksekutif Makau, Menaker Ida Bahas Penguatan Kerja Sama Ketenagakerjaan
- KPK Perlu Dalami Peran Samsudin Abdul Kadir di Kasus Jual Beli Jabatan Pemprov Malut
- Ikut Lestarikan Budaya, PermataBank Dukung Perayaan Adeging Mangkunegaran-267
- Soroti Kasus Korupsi Timah, PB Mathla’ul Anwar: Terlalu Banyak Mudarat