Sasar Anak Minoritas, Teroris Ledakkan Bom di Sekolah

Sasar Anak Minoritas, Teroris Ledakkan Bom di Sekolah
Anggota pasukan keamanan Afghanistan berjaga di dekat lokasi sebuah ledakan di Kabul, Afghanistan, (9/4/2022). Sedikitnya satu orang mengalami cedera akibat ledakan yang mengguncang daerah Salim Karwan di Distrik Kepolisian 10, Kota Kabul, Afghanistan, pada Sabtu (9/4), seperti dikonfirmasi dalam pernyataan kementerian dalam negeri negara tersebut. ANTARA FOTO: Xinhua/Saifurahman Safi/aww.

jpnn.com, KABUL - Aksi teror yang menyasar kelompok minoritas Syiah kembali terjadi di Afghanistan, Selasa (19/4). Kali ini, kelompok ekstremis bahkan menjadikan anak sekolah sebagai target utama. 

Tiga ledakan mengguncang salah satu sekolah menengah di Kabul barat, Afghanistan pada Selasa, sehingga menewaskan sejumlah orang, menurut pejabat kesehatan dan keamanan setempat.

Di lingkungan tersebut, banyak warga dari komunitas Syiah Hazara, minoritas etnis dan agama yang kerap dijadikan target oleh kelompok Sunni, termasuk ISIS.

"Tiga ledakan terjadi ... di sebuah sekolah menengah, ada sejumlah penganut Syiah kami yang menjadi korban," kata juru bicara komandan Kabul Khalid Zadran.

Kepala departemen perawatan rumah sakit, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan sedikitnya empat orang tewas dan 14 lainnya terluka akibat ledakan tersebut.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden yang terjadi usai kekerasan di negara tersebut terhenti dan setelah pasukan asing angkat kaki tahun lalu.

Taliban mengaku telah mengamankan Afghanistan sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus.

Akan tetapi, para pejabat dan analisis internasional berpendapat bahwa peluang kemunculan kembali militan masih tetap ada dan kelompok ISIS mengklaim sejumlah serangan besar. (ant/dil/jpnn)

Kebencian kelompok teroris terhadap kaum minoritas di negara ini membuat mereka menghalalkan darah anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News