Saya Tertarik Memeluk Islam dari Lubuk Hati Paling Dalam

Saya Tertarik Memeluk Islam dari Lubuk Hati Paling Dalam
Hendra Lim, ustaz keturunan Tionghoa mengajarkan Iqro kepada salah satu mualaf di Langgar Darul Muhajirin di komplek perumahan Parit Baru, Kabupaten Tanah Laut. Foto: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

"Dari Radar Banjarmasin ya? Silakan tunggu dulu, masih ada antrian warga yang mau belajar Iqra," kata Marliani menyapa kami. Perempuan berumur 44 tahun ini adalah penyuluh agama untuk warga muslim Tionghoa.

Selama menunggu Marliani selesai, pandangan kami tertuju pada perempuan tionghoa tua yang sedang serius belajar membaca Iqra jilid pertama. Nama muslimnya Siti Aisyah. "Alif, Ba, Ta, Tsa, Jim, Ha, Ho," ucapnya terbata-bata.

"Kho bukan Ho, pian harus pake tenggorokan untuk menyebut hurufnya," kata Marliani dengan lembut mengajari perempuan berumur 77 tahun tersebut. Aisyah tak henti-henti mengulanginya.

Aisyah bercerita, ia tertarik memeluk agama Islam lantaran melihat ajarannya yang sejuk dan penuh kedamaian. "Saya tertarik memeluk Islam dari lubuk hati paling dalam," ujarnya dengan nada lirih.

Tak lama, seorang pria tionghoa datang menghampiri kami. Ia mengenakan peci, baju koko, dan celana kain berwarna krem.

"Hendra Lim," ujarnya tersenyum sambil menyodorkan tangan tanda perkenalan diri. Ternyata, pria ini adalah seorang penyuluh agama yang membantu Marliani.

"Saya sudah lama memeluk Islam dan ikut mengajar warga-warga tionghoa," kata pria berkacamata ini.

Diceritakan Hendra, Marliani dan dirinya memang getol memberikan ilmu dan pelajaran tentang agama Islam di Parit Baru.

Di pinggiran Pleihari, Tanah Laut, Kalsel, ada majelis ta'lim yang menampung warga muslim keturunan Tionghoa untuk belajar agama Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News