Saya Tidak Ragu untuk Mendapatkan Vaksin AstraZeneca di Australia

Saya Tidak Ragu untuk Mendapatkan Vaksin AstraZeneca di Australia
Saya mendapatkan vaksin dosis pertama AstraZeneca tanggal 19 Mei sepekan sebelum lockdown keempat diberlakukan di Melbourne. ()

Mereka mungkin menyesali seumur hidup harus menghadapi kenyataan bahwa muka mereka tidak mulus lagi. 

Dampak dari terkena virus corona bisa lebih buruk lagi, dengan jutaan orang di seluruh dunia selama setahun terakhir sudah menjadi statistik korban meninggal karena COVID-19.

Sampai hari ini lebih dari 3,5 juta orang di seluruh dunia menjadi korban, dengan tanda-tanda pandemi belum akan berakhir.

Berharap bisa melakukan perjalanan lagi

Alasan pribadi saya ingin secepatnya mendapatkan vaksinasi adalah, mungkin sama seperti jutaan orang lain di dunia, yakni saya ingin segera bisa melakukan perjalanan internasional lagi.

Terutama saya ingin segera bisa mengunjungi ayah saya yang tinggal di Jambi, di pulau Sumatera.

Ayah saya, Ikin Samuel, merayakan ulang tahun ke-88 bulan Desember 2020 lalu dan saya tahu dia tidak akan hidup selamanya.

Ayah saya tidak bisa menjalani vaksinasi, karena sekarang ini kondisi ginjal dan jantungnya sudah menurun, sehingga dikhawatirkan vaksinasi malah akan memperparah keadaan.

Sejak saya meninggalkan Jambi untuk melanjutkan kuliah di Yogyakarta tahun 1983, saya tidak pernah lagi tinggal bersama keluarga selama lebih dari satu bulan. 

Sastra Wijaya, jurnalis ABC di Melbourne mengaku merasa lega sudah mendapat vaksinasi beberapa hari sebelum antrian panjang mulai terlihat di pusat-pusat vaksinasi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News