Seabad Partai Komunis, Tiongkok Makin Kontroversial

Seabad Partai Komunis, Tiongkok Makin Kontroversial
Australia Plus

"Mereka harus berhenti menceramahi orang lain tentang hak asasi manusia dan mencampuri urusan internal mereka [dan] mengakhiri praktik standar ganda yang munafik dan berhenti melangkah jauh ke jalan yang salah."

Seorang juru bicara dari kedutaan Tiongkok membela kebijakan satu anak dengan menyatakan Tiongkok masih merupakan negara berkembang, dan "anak-anak gelap" adalah konsekuensi dari aksi membebaskan "850 juta orang" dari kemiskinan, suatu prestasi yang tidak dimiliki oleh negara-negara Barat.

"Partai mengibaskan jarinya di hadapan para pemimpin Barat yang mengeluhkan hak-hak politik, seperti hak untuk pemilihan umum yang bebas dan kebebasan berbicara, dan beberapa diyakinkan oleh pembingkaian ini," kata Fu.

"Seperti yang dikatakan oleh seorang diplomat Afrika yang terkenal: 'Anda tidak bisa memakan demokrasi'".

Tidak jelas ke mana arah Tiongkok di tahun-tahun mendatang. Beberapa pihak memperkirakan dominasi Presiden Xi dan kehadiran Tiongkok secara global akan terus ada, sementara yang lain mengisyaratkan mungkin akan ada perombakan kekuasaan di Kongres Rakyat Nasional pada tahun 2022, karena Partai Komunis Tiongkok berusaha untuk memproyeksikan citra yang lebih jinak di masa depan.

Sementara itu, dalam melakukan navigasi bentrokan pandangan yang sedang berlangsung, Presiden Xi, dalam perjalanan pertama dan terakhirnya ke Australia, mengusulkan sebuah cara saat mengatasi berbagai perbedaan:

"Tetaplah melihat ke arah matahari, dan kamu tidak akan terlihat bayangan."

Ia tidak menjelaskan secara spesifik seperti apa matahari yang dimaksud, atau bayang-bayang yang mampu menyilaukan. Namun pesan mendasar dari pidato ketua Partai Komunis Tiongkok itu, yang dipenuhi janji-janji peluang ekonomi, sangatlah jelas: lihat sisi positifnya dan berhenti fokus pada sisi gelap.

100 tahun setelah Partai Komunis Tiongkok didirikan, Tiongkok semakin berpengaruh dan kontroversial dari sebelumnya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News