Sejak Reklamasi Tangkapan Nelayan Daerah Ini Menurun

Sejak Reklamasi Tangkapan Nelayan Daerah Ini Menurun
Reklamasi Pulau Bokor ini kini dalam sorotan dan anggota DPRD Batam minta diusut karena diduga melibatkan sejumlah anggota dewan dan pejabat. Foto: Batam Pos / JPG

jpnn.com - BATAM - Akitivtas reklamasi Pulau Bokor ini juga dikeluhkan warga sekitar yang umumnya merupakan nelayan. Mereka menyebut reklamasi yang dilakukan sejak 2010 tersebut membuat hasil tangkapan ikan menurun.

"Sudah tak ada lagi ikan di sini mas," ujar Marsiah, salah seorang nelayan di pesisir laut Tiban Indah, Jumat (15/4).

Kondisi seperti ini, menurutnya, paling dirasakan semenjak adanya reklamasi besar-besaran di Pulau Bokor. Laut yang dulunya tempat mencari ikan bagi mereka, kini berubah menjadi daratan dan pemukiman.  

"Padahal, sebelum reklamasi cari ikan di sini sangat mudah. Tidak seperti sekarang," kenangnya.

Hal senada juga diucapkan Nurdin, pengelola tambak udang di pesisir laut Tiban Indah. Ia mengaku, sejak ada reklamasi ini, tambaknya selalu mengalami kerugian. Bahkan, akhirnya dia memilih menutup tambaknya itu.

"Udang-udang pada mati karena penimbunan," kesalnya.

Nurdin mengaku, permasalahan ini sebelumnya sudah berulang kali disampaikan kepada pemerintah dan instansi terkait. Namun upaya penimbunan di pesisir laut Tiban Indah tetap masih berjalan. "Malahan kita juga pernah demo," lanjutnya.

Seperti diketahui reklamasi Pulau Bokor merupakan rencana untuk menggabungkan pesisir Tiban Indah dengan dua pulau lainnya, yaitu Pulau Mentiang dan Pulau Bokor. Saat ini, reklamasi sudah menyatukan pesisir Tiban Indah dengan Pulau Mentiang. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News