Sejarah Unik Masjid Tiban, Bikin Penasaran Banyak Orang

Sejarah Unik Masjid Tiban, Bikin Penasaran Banyak Orang
Masjid Nurul Huda ini pernah melewati tiga kali renovasi. Foto: Sugeng Dwi N/Radar Pacitan/JPNN.com

jpnn.com - Masjid Nurul Huda dikenal juga sebagai masjid tiban. Karena seolah-olah tiba-tiba ada di RT 2, RW 3 Dusun Tanjung, Desa Tanjung Puro, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, Jatim. Cerita keberadaan Masjid Nurul Huda itu terus terjaga sampai kini. Konon, masjid itu telah ditemukan sejak abad 17.

SUGENG DWI NURCAHYO, Pacitan

MEGAH. Masjid itu kokoh berdiri di perempatan desa setempat. Tiang-tiang beton dengan atap persegi teguh menyangga rumah peribadatan itu sampai sekarang. Di balik kemegahan masjid Nurul Huda, terselip cerita yang dituturkan turun temurun.

Setelah dicermati, ruangan masjid tidak seperti biasanya. Ada empat tiang penyangga dengan jarak masing-masing dua meter, yang dibiarkan terpasang di tengah-tengah ruangan.

‘’Memang dibiarkan sebagaimana aslinya. Tak boleh dipindah-pindah,’’ tutur Suratno, takmir masjid setempat.

Ada bukti kuat yang menegaskan bahwa masjid itu telah berdiri sedari dahulu tanpa diketahui siapa pembuatnya. Yakni, sebuah naskah kuno bertuliskan aksara Jawa kuno. Kendati, entah di mana rimba naskah itu sejak beberapa tahun lalu.

‘’Tak banyak yang bisa membacanya. Dulu, ada yang bisa tetapi hanya sepenggal dan sekarang telah meninggal dunia.’’

Serat kuno yang kali pertama ditemukan 1628 itu ditulis Sunan Geseng (murid Sunan Kalijaga). Dialah ulama yang babat alas di Ngadirojo. Di masa itu, bangunan masjid berukuran 25x1 meter persegi ini masih berplafon anyaman bambu.

Disebut masjid tiban karena keberadaan Masjid Nurul Huda di Dusun Tanjung, Desa Tanjung Puro, Ngadirejo, Pacitan, seolah olah tiba-tiba.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News