Sekolah Lima Hari: Madrasah Diniyah Bisa Kolaborasi dengan Sekolah, Syaratnya...

Sekolah Lima Hari: Madrasah Diniyah Bisa Kolaborasi dengan Sekolah, Syaratnya...
KH.Ma'ruf Amin. Foto: Imam Husein/dok.JPNN.com

Dia mengatakan madrasah diniyah yang bisa berkolaborasi nanti harus yang terdaftar di Kemenag. Kemudian harus madrasah yang menjalankan kurikulum Kemenag. "Jangan sampai madrasah mengajarkan radikal ditarik ke sekolah," katanya.

Mendikbud di era Kabinet Indonesia Bersatu II Mohammad Nuh mengatakan gagasan penguatan karakter sangat baik. Hanya saja jangan lantas sekolah delapan jam sehari jadi cara satu-satunya.

Menurut dia semua pihak sepakat dengan penguatan pendidikan karakter. "Yang bikin geger kan full day school atau sekolah lima harinya itu," tuturnya.

Nuh mengatakan peluang besar gagasan penguatan pendidikan karakter itu baru terlaksana di tahun ajaran 2018/2019. Dia mengingatkan setahun kemudian masuk tahun politik 2019.

Dia khawatir gagasan penguatan pendidikan karakter melalui sekokah delapan jam hanya berumur setahun. Sebab di kabinet 2019-2024 bisa jadi keluar kebijakan baru lagi.

"Daripada energi habis untuk polemik, lebih baik cari cara yang efektif untuk menanamkan karakter pada siswa," jelasnya. Dia mengatakan penanaman karakter tidak musti ada wujudnya.

Apakah itu melalu penambahan jam belajar atau kegiatan-kegiatan ekstra. Guru semua mata pelajaran juga bisa menyisipkan muatan pendidikan karakter. (jun/and/wan/byu/far/syn)


Mendikbud Muhadjir Effendy menggelar rapat pimpinan menyiapkan materi peraturan presiden (perpres) tentang sekolah lima hari.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News