Selalu Ingat Cerita Komjen Pol Anang Iskandar
jpnn.com - YANG tak mengenalnya bakal mengiranya sebagai polisi. Sebab, laki-laki itu sering terlihat di Polrestabes Surabaya. Entah itu di ruang piket satreskrim, satreskoba, maupun satintelkam.
Tidak hanya pagi atau siang, tapi juga malam. Laki-laki tersebut juga kerap tampak di gedung utama markas kepolisian di Jalan Sikatan, Surabaya, itu. Sudah begitu, dandanannya cukup rapi. Rambut pendek, baju dimasukkan, bersabuk, dan mengenakan celana cokelat seragam polisi.
Ono Cahyono –laki-laki tersebut– memang menjadi ”bagian” Polrestabes Surabaya. Tapi, laki-laki 42 tahun itu bukanlah polisi. ”Saya ini bagian pijat-memijat. Bagian urut,” ungkapnya lantas tertawa ringan.
Karena urusannya pijat-memijat, dia akrab disapa Geno. Nama panggilan itu merupakan akronim nggenahna urat (membetulkan urat).
Tentu saja yang dipijat adalah para personel Polrestabes Surabaya. Tidak hanya para anggota berpangkat brigadir, namun juga para perwiranya. Tidak terkecuali pucuk pimpinannya, Kapolrestabes Surabaya. Sudah puluhan pucuk pimpinan di korps Bhayangkara itu yang mendapat ”sentuhan” tangan laki-laki asli Bojonegoro tersebut.
Sebab, Geno bukan satu dua tahun memijat di Polrestabes Surabaya. Pekerjaan itu dilakoninya sejak 18 tahun silam. Tepatnya, sejak 1996 atau ketika Polrestabes Surabaya masih bernama Polwiltabes Surabaya.
”Saya memijat di sini mulai zaman Kolonel Dewa Astika dan kini harus bertemu menantunya, Pak Farman,” katanya. Farman yang disebut Geno adalah AKBP Farman, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya yang baru saja diganti. Jika dihitung sejak masa kepemimpinan Kolonel Dewa Astika, kursi tertinggi di Polrestabes Surabaya sudah diduduki 16 perwira dengan tiga melati di pundaknya.
Tidak sedikit yang sudah pensiun. Tidak sedikit pula yang kini menempati posisi penting di institusi kepolisian.
YANG tak mengenalnya bakal mengiranya sebagai polisi. Sebab, laki-laki itu sering terlihat di Polrestabes Surabaya. Entah itu di ruang piket satreskrim,
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor