Seniman Australia Ini Ingin Jadikan Kucing Liar Sebagai Makanan Nasional

Sebagai predator untuk berbagai macam satwa liar asli, diperkirakan mereka mengkonsumsi rata-rata lima vertebrata kecil sehari, termasuk reptil, mamalia dan burung.
Kaye mengatakan, menempatkan kucing liar sebagai salah satu kuliner nasional akan menjadi salah satu cara untuk membantu melestarikan satwa asli Australia yang rapuh.
"Masyarakat benar-benar harus menahan emosi mereka. Mereka harus menyadari bahaya kritis yang hewan ini sebabkan," tuturnya.
Menggambarkan rasa daging kucing liar sedikit seperti daging kelinci, penulis dan ilustrator ini mengatakan, satu hal yang dapat mempengaruhi opini publik tentang makan hewan liar adalah rasanya.
"Setiap hewan liar yang dijadikan makanan, mereka punya rasa yang sama sekali berbeda, hewan-hewan ini berkeliaran bebas dan mereka makan berbagai tanaman dan makanan," utara Kaye.
"Rasanya jauh lebih baik ... itu jauh lebih kaya," tambahnya.
Kaye berpendapat, hewan liar seharusnya dipertimbangkan sebagai sumber makanan potensial, termasuk kodok.
"Saya tak berpikir ada batasan. Saya mengatakan di program berita itu, bahwa kodok tak terlalu menarik minat saya dan saya kira itu berkaitan dengan racunnya,” kemukanya.
Pelukis dan penulis asal Australia, Kaye Kessing, muncul di program berita nasional, berbicara tentang keinginannya untuk melihat kucing liar berada
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan