Sepenggal Cerita Ogoh-ogoh Bali di Sudut Belitung
Darmawan mengaku, warga Bali datang ke Balitung setelah mengikuti program transmigrasi yang dijalankan pemerintah. Sampai di Belitung, mereka pun memulai pekerjaan sebagai petani di kebun duret sawit dan nelayan hingga saat ini. Ia memastikan tidak ada yang satu pun warga asli yang melayangkn protes atas kedatangan dan ritual yang dikerjakan warga Bali.
“Semua warga Belitung menerima kami dengan baik sehingga kami bisa menetap seperti saat ini,” imbuhnya.
Seorang turis asal Inggris, John Baistow cukup kaget dengan perayaan ogoh-ogoh di Belitung tersebut. Ia memuji kesetiaan warga Bali terhadap tradisi di mana pun mereka berada.
“Saya beruntung bisa ke sini. Setelah lama perjalanan panjang, baru pertamakali di Belitung, senang bisa melihat seremoni ini,” ujar Baistow. Ia bahkan ikut berjalan kaki dan mengarak ogoh-ogoh. Ia berharap warga Balitung bisa tetap menjalankan tradisi itu secara turun menurun.
Saat ogoh-ogoh itu diarak memang tidak banyak turis yang hadir menyaksikannya.Karena itu Baistow cukup beruntung bisa mengikuti ogoh-ogoh itu tanpa harus ke Bali. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor