Serangan Siber Ancam Kepentingan Nasional

Data terakhir APJII menunjukkan, jumlah pengguna internet mencapai lebih dari 143 juta jiwa atau setara 54,68 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Peningkatan penetrasi internet di Indonesia memunculkan risiko berupa upaya pencurian data.
"Tinggal bagaimana antisipasinya agar tidak terjadi pencurian data. Harus dilihat juga pencurian data dapat dilakukan dari internal atau eksternal," kata Jamalul.
Menurut Jamalul, berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat sebagai pengguna harus bergandeng tangan melawan berbagai serangan siber tersebut.
Para pemangku kepentingan dapat memberikan bantuan sesuai peran dan wewenang masing-masing.
Pelaku usaha harus mau berinvestasi untuk terus memperkuat sistem yang mampu menutup celah keamanan. Masyarakat juga disarankan tidak mudah memberikan informasi pribadi kepada pihak lain.
Pemberian data-data pribadi seperti nomor identitas, tanggal lahir dan kartu kredit sebaiknya dibatasi. Saat ini, Jamalul menilai aturan perlindungan data pribadi di Indonesia sudah cukup jelas.(chi/jpnn)
Tidak ada sebuah sistem yang sepenuhnya aman dari gangguan keamanan siber. Begitu pula dengan sistem digital di Indonesia yang tak akan luput dari serangan siber.
Redaktur & Reporter : Yessy
- TNI Bakal Operasi Siber, Inilah Pihak yang Akan Ditarget
- IDCI Nilai Pertahanan Siber Seharusnya Jadi Tugas Utama TNI
- Jaga Keamanan Data Pasien, RS Atma Jaya Gandeng ITSEC Asia
- Telkom Hadirkan Solusi Keamanan Siber Tanpa Kompromi Lewat BigBox AI
- Serangan Siber Kian Marak, Synology Beri Solusi Cegah Kebocoran Data
- Hati-Hati dengan Penipuan Modus Undangan Digital