Seribu Alhamdulillah dan Membuat Satu Langkah

Oleh Dahlan Iskan

Seribu Alhamdulillah dan Membuat Satu Langkah
Seribu Alhamdulillah dan Membuat Satu Langkah

 Fund manager adalah jenis orang yang tidak mudah dibohongi, dirayu, atau dimintai tolong. Mereka amat realistis dan kritis. Mereka tahu mana pembicaraan yang berisi dan mana yang omong besar. Ketika sang menteri penuh optimisme mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa 5 persen, mulailah mereka kritis: dari mana bisa tumbuh 5 persen? Tidak mungkin, kata mereka. Tidak masuk akal.

Sang menteri ternyata punya jawaban yang dianggapnya logis. Indonesia akan banyak punya uang. Dari mana? Dari pajak. Pemerintah akan menaikkan pajak. Termasuk pajak properti. Dan akan mengejar pajak-pajak lainnya.

Jleg. Para fund manager langsung membaca sebaliknya. Ekonomi Indonesia pasti akan memburuk. Perburuan pajak yang dilakukan di saat ekonomi suram bukanlah berita baik. Akibatnya, banyak menu stimulus ekonomi yang terasa hambar. Stimulus kemudahan orang asing bisa membeli properti di Indonesia, misalnya, hanya akan seperti upaya menyegarkan ikan goreng yang sudah telanjur gosong.

Seorang pengusaha dari Semarang membuktikan kekhawatiran para fund manager dari seluruh dunia itu. Saya lagi sarapan dengan dia di Hotel Tentrem Jogja Sabtu lalu. Sebelum saya ke Singapura. Dia menceritakan ketakutan teman-temannya yang akan membeli properti. Kenapa? Karena diusut dari mana asal uang untuk membeli properti itu. Harus bisa membuktikannya. Kalau tidak, uang untuk beli rumah itu harus dipotong 30 persen sebagai pajaknya.

Sebetulnya, menurut pendapat saya, langkah keras seperti itu bagus. Dan harus dilakukan. Hanya, kok kebetulan kekerasan itu dilakukan di saat yang situasinya kurang pas.

Akibatnya, para pemilik uang memilih menukarkan uang mereka ke dolar. Lalu menyimpannya dalam bentuk dolar. Ini membuat rupiah kita kian tidak dipercaya. Dan membuat properti hancur. Termasuk bisnis turunannya. Termasuk lapangan kerjanya. Tukang-tukang batunya.

Minggu lalu, kata mereka, fund manager yang sama kumpul lagi di Hongkong. Mereka memang berkumpul setahun dua kali. Indonesia kembali menjadi salah satu yang dibahas. Mereka tetap ingin Indonesia maju. Agar bisnis mereka juga maju.

"Nama Anda banyak disebut di forum itu," ujar seorang fund manager kepada saya. "Sebagai contoh ketidakpastian," tambahnya.

  ISTRI teman baik Singapura saya masuk rumah sakit. Itu gara-gara asap dari Indonesia yang membuat langit negeri itu kelabu. Juga karena sang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News