Serikat Pekerja Merasa Eksploitasi Buruh Pertanian di Australia Memburuk

Serikat Pekerja Merasa Eksploitasi Buruh Pertanian di Australia Memburuk
Unions say there should be a minimum award rate for a day's work on farms. (ABC Rural: Emma Brown)

Serikat buruh dari berbagai sektor yang terkait dengan industri buah dan sayuran di Australia mendesak digelarnya penyelidikan oleh komisi khusus, atau Royal Commission, terkait eksploitasi pekerja.

  • Serikat buruh lintas sektor mendesak dibentuknya penyelidikan khusus terhadap industri hortikultura
  • Petani dan pemerintah menyatakan isu eksploitasi yang disoroti serikat buruh telah ditangani
  • Serikat buruh minta sistem penggajian bagi pekerja pertanian menurut hitungan satuan produksi diganti

 

Pemerintah telah menolak usulan tersebut sebelumnya namun mengakui adanya permasalahan dalam industri ini.

Sementara Federasi Petani Nasional menuding desakan yang dilontarkan serikat buruh sebagai bentuk "kesombongan".

Serikat buruh, meliputi Serikat Pekerja Australia (AWU), Serikat Pekerja Transportasi, serta Serikat Pekerja Toko dan Distributor, mengklaim mewakili setiap sektor dari mata rantai pasokan buah dan sayuran di Australia.

Mereka menyebutkan sejumlah penyelidikan yang dilakukan di tingkat negara bagian, kajian akademis, maupun hasil penyelidikan Ombudsman belum mampu membersihkan sektor hortikultura dari praktek eksploitasi pekerja.

"Mulai dari kekerasan hingga pelecehan seksual, penahanan paspor, perbudakan paksa, hingga 76 pekerja yang tinggal di satu rumah, dipaksa bekerja 12 jam sehari, tujuh hari seminggu," kata Dan Walton, Ketua AWU.

"Kondisi kerja di industri ini justru semakin buruk, bukannya membaik," tambahnya.

Serikat buruh dari berbagai sektor yang terkait dengan industri buah dan sayuran di Australia mendesak digelarnya penyelidikan oleh komisi khusus, atau Royal Commission, terkait eksploitasi pekerja

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News