Sering Diteror, Klub pun Batalkan Tawaran

Sering Diteror, Klub pun Batalkan Tawaran
Bayu Anggara. Foto: Bontang Post/JPNN

jpnn.com - KLUB Bontang FC dan pemainnya telah diberi sanksi oleh Komisi Disiplin PSSI karena dinilai terlibat matchfixing di laga playaoff IPL. Namun, satu nama, Bayu Anggara, sampai saat ini belum diputuskan hukumannya.

 

-----------

MUHAMMAD AMJAD, Jakarta
----------

Telepon seluler Bayu Anggara terus berdering. Sudah puluhan kali telepon masuk, namun dia enggan menjawabnya. Bukan hanya karena nomor yang menelponnya tak dikenal, tapi juga karena khawatir akan ancaman dari sang penelepon.
        
Ya, setelah Komdis PSSI memutuskan bahwa sanksi untuknya masih dipertimbangkan karena akan dipanggil lagi, teman-temannya yang memperkuat di Bontang FC muntab. Sebab, mereka mendengar kabar bahwa Bayu sejatinya masih dipertimbangkan sanksinya karena dinilai kooperatif kepada Komdis.
       
"Saya senang sanksinya belum, tapi saya juga bingung karena ternyata cuma saya yang tidak kena sanksi katanya. Teman-teman semua disanksi," ujarnya, kemarin (4/1).
       
Komdis menjatuhkan sanksi larangan aktif di lingkungan sepak bola kepada pemain Bontang FC yang terbukti terlibat matchfixing saat mereka menang 4-3 dari PSLS Lhokseumawe di playaoff IPL lalu. 17 pemain resmi tak boleh aktif selama 24 bulan.
       
Mereka adalah Tirta Bayu, Usman, Sudirman, Ridwansyah, Basri BS, Achmad Setiawan, Arbadin, Deden Ridwan, Jimmy Kidega, Yossi Aditya P, Hendri Satriadi,, M. Alamin S, R. Ajend, Firman Usman, Gantarkan, Achmad Ramadhan, dan Nur Cholis Hamdi.
       
Pemain kelahiran 5 Februari 1991 itu mengakui dirinya seperti tak memiliki teman sekarang. Akibat diperlakukan berbeda Komdis, dia pun dihujat oleh teman-temannya. Bukan hanya teman setim, dia sudah beberapa kali menerima telepon gelap yang mengancam akan membunuhnya karena dinilai buka mulut kepada Komdis.
       
"Padahal saya cerita apa adanya. Kok bisa saya seperti ini. Saya tidak cerita aneh-aneh. Tapi kok hukuman saya berbeda saya juga tidak tahu," kata pemain bertinggi 185 cm itu.
       
Sebagai penjaga gawang, Bayu menyebut hasil timnya dinilai tak ada indikasi matchfixing . Dia menyebut timnya memang tampil lebih semangat, meski persiapan kurang. Itu kemungkinan karena setelah lima bulan tak digaji, menjelang pertandingan mereka ternyata diberi gaji oleh manajemen meski hanya setengah bulan.
       
"Kami menang karena permainan kami bagus. Selain itu pemain juga semangat ," tandasnya.
       
Dia sendiri sempat bingung kenapa rekan-rekannya langsung bersikap berbeda dan marah-marah kepadanya. Padahal, harusnya yang layak ditanya adalah Komdis mengapa dirinya diperlakukan berbeda.
       
"Jangan marah ke saya dulu. Teman-teman melihat berita katanya saya menceritakan. Mereka negative thinking dulu, tidak tanya jelasnya seperti apa," terang pemain 22 tahun tersebut.
       
Dia pun akhirnya lebih banyak berada di rumah karena ancaman itu. Bukan karena malas keluar, tapi karena benar-benar khawatir dengan keamanannya setelah ancaman via telepon dan SMS itu setiap hari masuk.
       
"Saya jarang keluar kalau tidak penting. Saya juga terus hati-hati kalau keluar. Was-was saja dengan ancaman itu," papar mahasiswa semester I Fakultas ekonomi manajemen universitas Cut Nyak Dien Medan tersebut.
    
Bukan hanya kegiatannya menjadi terhambat dengan putusan itu, karirnya di sepak bola pun menjadi tidak jelas. Setelah Komdis memutuskan menghukum pemain Bontang dan belum memutuskan hukumannya, klub-klub ISL yang berniat mengontraknya pun mengurungkan niat.
    
"Klub-klub langsung membatalkan tawarannya bang. Padahal saya sudah dites," ujarnya dengan mimik wajah sedih.
    
Saat ini, pemain kelahiran Deli Serdang tersebut berharap Komdis segera mengumumkan apa sanksi yang harus diterimanya. Sebab, jika terus dengan kondisi ini, maka ada saja orang yang tidak terima dengan putusan berbeda dari Komdis itu.
    
Namun, dia mengakui jika sebelumnya Komdis sempat menyebut bakal memanggilnya kembali untuk dimintai keterangan. Salah satunya adalah terkait pertandingan melawan Pro Duta Fc yang berakhir 0-6 untuk kemenangan Pro Duta.
    
"Saya akan ceritakan apa adanya. Secara permainan dan kualitas tim kami memang kalah. Karena kami jarang latihan saat itu," terang pemain yang dibesarkan oleh PS Palembang itu.****      


Sanksi Untuk Pemain dan Klub Bontang FC

-Seluruh Pemain Bontang FC
Kasus: Pemain diam, padahal mereka terlibat. Mereka menerima dengan alasan gaji dibayar di kamar hotel dan tahu pembagian uang itu dari asisten manajer.
Sanksi: "Larangan aktifitas di lingkungan sepak bola selama 24 bulan
*Bayu Anggara (penjaga gawang ) yang mau menceritakan. Dia dipertimbangkan dan akan dipanggil lagi dan hukuman belum diputuskan

-Klub Bontang FC Dihukum Degradasi Divisi III (terendah), dilarang berkompetisi dua tahun, dan denda Rp 100 juta

KLUB Bontang FC dan pemainnya telah diberi sanksi oleh Komisi Disiplin PSSI karena dinilai terlibat matchfixing di laga playaoff IPL. Namun, satu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News