Sering Kecelakaan Kapal, Sebaiknya Pakai Teknologi Perairan

Sering Kecelakaan Kapal, Sebaiknya Pakai Teknologi Perairan
Kapal nelayan saat dikandaskan ombak di pantai Pancer, Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (19/7). Foto: JUMAI /JAWA POS RADAR JEMBER

jpnn.com, JAKARTA - Co-Founder The Maritime Society Lathifa M Al Anshori meminta teknologi perairan ditingkatkan guna menyelesaikan kecelakaan di laut.

Hal ini disampaikannya menyusul insiden kecelakaan kapal nelayan di perairan Pelawangan Puger, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Kamis (18/7).

"Sangat disayangkan jika laka laut dianggap semata-mata sebuah force majeure. Dengan kemajuan teknologi pada satelit, sonar, radar, dan komunikasi, juga ilmu klimatologi dan hidrografi, peringatan dini kepada kapal-kapal yang akan berlayar dapat dilakukan," kata dia melalui keterangan pers.

Menurut Lathifa, gelombang setinggi empat meter pada dasarnya tidak semerta-merta sebuah anomali, tetapi ada indikasi dan pola.

Karena itu, tambahnya, jika tiba-tiba kapal retak, bocor, atau semacamnya, dengan atau tanpa keterlibatan alam, maka ada perlu meredifisi arti force majeure.

"Karena menjadi sangat jelas mana yang natural caused dan mana yang diakibatkan dari kelalaian," kata wanita yang juga caleg DPR RI Partai NasDem dari Dapil Jawa Timur V ini.

Meski demikian, Lathifa berduka cita dengan musibah kecelakaan laut yang menelan korban 21 orang ABK akibat gelombang setinggi empat meter itu.

Di samping itu, dia juga mengapresiasi Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) yang berusaha membuat aturan pelayaran.

Peristiwa kecelakaan kapal laut bisa dibedakan mana yang natural caused dan mana yang diakibatkan dari kelalaian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News