Sertifikat Vaksinasi Palsu Bisa Membahayakan Upaya Australia Menangani COVID-19

Ia mengatakan saat menerapkan mandat tersebut, setelah ada alasan yang kuat, harus dibuat sebuah sistem di mana warga yang paling terdampak sudah dikonsultasikan dengan baik.
Belum jelas mengapa sertifikat palsu sedang dicari: apakah orang frustrasi dengan keterlambatan program vaksinasi di Australia, ataukah mereka memang anti-vaksin, atau sebutannya 'anti-vaxxer'.
Tapi dr Christian mengatakan apa pun alasannya memalsukan sertifikat vaksin adalah pelanggaran hukum yang berat.
Menurutnya ini akan semakin menyulitkan upaya Australia dalam menangani COVID-19.
"Ini akan mengubah apa yang terjadi di rumah sakit, kita juga berpotensi bertanggung jawab atas varian Australia kita sendiri," ujarnya.
Sementara dr Mohamad mengatakan sertifikat vaksin palsu dapat berdampak pada ketepatan data vaksinasi.
"Jika orang-orang yang sudah tercatat dalam daftar imunisasi Australia kemudian positif COVID, maka akan mengirimkan sinyal palsu dan fiktif ke pihak otoritas," jelasnya.
"Kemudian itu mempengaruhi persepsi kita tentang keamanan dan efektivitas vaksin."
Sertifikat vaksin COVID-19 diyakini bisa menjadi tiket menuju kebebasan dari lockdown yang berkelanjutan di Australia dan berdampak bagi jutaan warganya
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya