Setelah Blusukan ke Pasar, Atikoh Ganjar Menekankan Soal Stabilitas Harga Pangan

Setelah Blusukan ke Pasar, Atikoh Ganjar Menekankan Soal Stabilitas Harga Pangan
Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti di Pasar Rau, Jalan Kyai H. Abdul Latif, Cimuncang, Kota Serang, Banten, Senin (11/12). Dokumen DPP PDIP

jpnn.com, SERANG - Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti menyebut penting menjaga kestabilan harga bahan pokok demi mencegah kerugian petani dan konsumen.

Dia mengatakan petani merugi saat harga bahan pokok rendah, sebaliknya konsumen buntung saat nilai bahan pangan naik.

Dia mengatakan demikian setelah blusukan di Pasar Rau, Jalan Kyai H. Abdul Latif, Cimuncang, Kota Serang, Banten, Senin (11/12), demi memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Rau.

"Ada dua ini, sih, ya, di satu sisi petani senang (ketika harga cabai tinggi), tetapi konsumennya kasihan, cuma harus ada intervensi dari pemerintah ketika harga rendah itu hasil petani bisa ditampung, kemudian nanti dikeluarkan ketika harganya itu tinggi," kata Atikoh menjawab media, Senin.

Ibunda Alam Ganjar Pranowo itu kemudian mencontohkan ketidakstabilan harga yang pada akhirnya merugikan pada komoditas bawang merah.

"Kemarin kaya bawang merah, kasihan sekali yang musim sebelumnya, September Rp 18 ribu, tetapi dijual hanya Rp 8 ribu. Jadi, ruginya banyak banget, tetapi ketika harga tinggi mereka untung dan konsumennya kasian," kata Atikoh.

Diketahui, alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu melakukan blusukan di Pasar Rau mulai pukul 07.50 WIB dan langsung mendatangi para pedagang yang menjajakan dagangan.

Wanita kelahiran Jawa Tengah itu misalnya sempat mendatangi pedagang cabai dan berdialog mengetahui harga bahan pokok tersebut.

Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menekankan pentingnya menjaga kestabilan harga bahan pokok agar tidak ada pihak yang merugi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News