Shanghai Catat Penularan COVID-19 Tertinggi di Tiongkok pada Akhir Pekan Kemarin

Shanghai Catat Penularan COVID-19 Tertinggi di Tiongkok pada Akhir Pekan Kemarin
Praktis seluruh kota Shanghai mengalami lockdown, meski pihak berwenang sebelumnya mengatakan tidak akan menutup kota tersebut. (AP: Andy Wong)

Kasus di Shanghai menjadi kasus terbesar di Tiongkok yang secara keseluruhan mencatat 11.781 kasus tanpa gejala dan sepertiga dari 1.506 kasus bergejala secara keseluruhan hingga hari Minggu kemarin.

Ini adalah kasus tertinggi secara nasional di Tiongkok sejak awal pandemi dimulai di bulan Februari 2020.

Menurut data resmi, kebanyakan kasus di Shanghai tidak menunjukkan gejala apa pun namun kebijakan yang dianut Tiongkok membuat pihak berwenang harus melakukan tes, menghubungi dan melakukan karantina terhadap semua kasus positif.

Kebijakan testing membuat banyak keluarga cemas karena kemungkinan mereka harus terpisah dari anak-anak.

"Bayi perempuan saya belum lagi berusia empat bulan, dan kalau dia positif, dia harus menjalani karantina sendirian," kata seorang warga di kawasan yang padat penduduk Puxi di sebelah barat sungai Huangpu.

Menurut kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua, Shanghai akan memberikan "bantuan yang diperlukan bagi anak-anak di bawah umur" yang harus ditinggalkan orang tua yang positif mengidap COVID, kata Zeng Qun, wakil kepala Biro Masalah Sipil Shanghai.

Mereka yang harus tinggal di rumah sendiri akan mendapat "pengasuh sementara" atau dipindahkan ke lembaga "yang mengurus perlindungan remaja untuk kebutuhan khusus", kata laporan tersebut.

Makanan segar dan sumber daya terbatas

Warga Shanghai semakin marah dengan adanya 'lockdown' yang awalnya disebutkan hanya akan berlangsung empat hari sebagai waktu dilakukannya tes massal. 

'Lockdown' semakin meluar di Shanghai yang awalnya hanya direncanakan empat hari

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News