Siapkan Petani Muda Magang ke Jepang, Kementan Gandeng Kapten

Siapkan Petani Muda Magang ke Jepang, Kementan Gandeng Kapten
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, Foto: Kementan.

"Saat itu utangnya di mana-mana tetapi 25 tahun kemudian, sekitar tahun 1970-an Jepang sudah menguasai dunia melalui sektor elektronik," terangnya.

Dedi menilai hal itu dimungkinkan karena memang etos kerjanya luar biasa.

Menurutnya, petani Jepang bekerja ke lapangan sebelum matahari terbit.

Mereka baru pulang ke rumah setelah matahari terbenam. Artinya, jam kerja mereka lebih dari 12 jam.

"Bukan hanya petaninya, semua pekerjaan pun begitu. Apalagi karyawan di industri, termasuk di pemerintah. Artinya, etos kerjanya luar biasa," jelasnya.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komunitas Penyedia Tenaga Kerja International (Kapten) Indonesia Abdul Rauf mengatakan pihaknya menyiapkan SDM dengan membuat kurikulum khusus berisi enam item.

Menurut dia, di dalamnya 50 persen sesuai dengan bahasa negara tujuan. Kemudian, 10 persen itu untuk budaya fisik, mental, disiplin.

Kebutuhan fisik mental disiplin itu diperlukan di setiap negara.

Kementan menyiapkan petani milenial untuk terjun ke bisnis pertanian, baik level Indonesia maupun internasional. Salah satu caranya dengan magang ke Jepang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News