Sibuk Urus Timnas U-19, Pemda Lingga Diprotes Warga

Sibuk Urus Timnas U-19, Pemda Lingga Diprotes Warga
Warga memasang spanduk untuk memprotes pemda Lingga yang dinilai lebih sibuk mengurus kedatangan Timnas U-19. Foto: Batam Pos/JPNN.com

jpnn.com - WARGA Lingga Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mulai resah karena sudah sepekan ini kesulitan mendapatkan minyak tanah. Apalagi, saat ini Lingga belum masuk program konversi mitan ke gas elpiji 3 Kg. Sehingga warga sangat bergantung pada mitan untuk memasak sehari-hari.

"Minyak tanah kosong. Gimana kami mau masak untuk keluarga,” kata Samsiar sepulang dari kios minyak, seperti dilansir Batam Pos (JPNN Grup), Senin (23/6) pagi.

Ibu rumah tangga ini mengaku sudah keliling ke sejumlah kios mitan. Namun hasilnya sama, mitan tidak ada. Akibatnya dia harus pulang dengan tangan kosong.

Pantauan wartawan ke sejumlah kios dan kedai yang ada di Dabo Singkep, rata-rata memang tak memiliki stok mitan lagi. Seperti kios-kios yang ada di wilayah Sekop, Dabo.

"Sudah seminggu minyak tanah kosong dan belum datang,” kata seorangpenjaga kios BBM di Sekop, Senin (23/6).

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Pengawasan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Lingga, Romy Subanu mengatakan kelangkaan minyak tanah kali ini disebabkan pasokan yang terlambat.

Kata dia, dalam satu bulan pasokan mitan datang dua kali ke Lingga. Namun pasokan tahap kedua bulan ini belum datang. "Mungkin dua atau tiga hari lagi baru sampai minyak tanah itu," kata Romy.

Romy mengatakan, jatah minyak tanah untuk Kabupaten Lingga sebanyak 360 kilo liter (KL) setiap bulannya. Jatah tersebut dikirim dua kali dalam sebulan.

WARGA Lingga Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mulai resah karena sudah sepekan ini kesulitan mendapatkan minyak tanah. Apalagi, saat ini Lingga belum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News