Sinyal Demokrat dapat Jatah Kursi Menteri

Sinyal Demokrat dapat Jatah Kursi Menteri
SBY, BJ Habibie, dan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (17/8). Foto: Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, bukan tidak mungkin Partai Demokrat mendapat jatah kursi menteri di kabinet pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Dua momen penting yang sangat menyejukkan perpolitikan di Indonesia jelang Pemilu 2019, bisa dimaknai sebagai sinyal perubahan sikap politik Demokrat.

Pertama, pertemuan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Joko Widodo dan putranya Gibran Rakabuming beberapa waktu lalu.

Kedua, langkah Presiden Jokowi mempertemukan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam satu momen foto bersama pada peringatan HUT RI ke-72 di Istana Negara, Kamis (17/8).

"Saya kira pertemuan-pertemuan tersebut sangat menyejukkan perpolitikan Indonesia. Masyarakat akan membaca bahwa dua kubu yang belakangan terkesan berseberangan ternyata mampu bertemu dalam bingkai persatuan," ujar Ujang kepada JPNN, Jumat (18/8).

Selain sangat bermanfaat bagi perpolitikan di Indonesia, Ujang juga menilai dua momentum tersebut dapat disebut langkah cerdas.

Dari dua momen tersebut, lanjutnya, bisa saja muncul anggapan Partai Demokrat tengah berupaya merapat ke pemerintah.

"Politik itu kan seni kemungkinan dan tergantung kepentingan. Wajar jika Demokrat merapat ke pemerintah. Karena pada dasarnya berpartai itu kan untuk memerintah atau dekat dengan pemerintah, bukan diperintah," ucapnya.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, bukan tidak mungkin Partai Demokrat mendapat jatah kursi menteri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News