Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama

Menurut perhitungannya sendiri, Elin menyebut terkadang dia hanya $2,5 atau sekitar Rp 25.000 per jam.
Tapi Elin bertahan demi memenuhi syarat bekerja selama 88 hari di sektor pertanian. Syarat ini ditetapkan oleh Pemerintah Federal bagi para peserta WHV yang ingin mendapatkan visa tahun kedua berada di Australia.
Syarat pekerjaan tersebut harus dilakukan di pedesaan atau wilayah regional Australia dan termasuk industri primer seperti pertanian.
"Kami harus bertahan meski sadar berada dalam situasi buruk dan dibayar rendah," kata Elin.
Ia mengaku mendapat pekerjaan itu setelah disalurkan oleh seorang subkontraktor dari perusahaan penyalur tenaga kerja.
Penyalur kerja kemudian mengatur supaya Elin tinggal di kontrakan dengan harga $125 atau lebih dari Rp 1,25 juta per minggu, tapi hanya memberinya 16 hari kerja dengan beberapa hari di antaranya hanya bekerja tiga jam.
"Pada titik tertentu, kami diminta mencari pekerja-pekerja dari negara Asia saja. Bila berhasil mendapatkan seorang pekerja dari Asia, kami akan dibayar $100," jelas Elin.
Setelah bekerja selama dua bulan di sebuah usaha pertanian di Queensland, Elin cuma bisa mendapatkan penghasilan sebesar $70, atau sekitar Rp700 ribu
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya