Siswa SMA Dipaksa Tenggak Miras dan Belajar Tawuran

Siswa SMA Dipaksa Tenggak Miras dan Belajar Tawuran
Siswa SMA. Ilustrasi Foto: dok. JPG/JPNN.com

Dia mengatakan, pihak sekolah sudah mengundang secara resmi orang tua korban untuk dimintai klarifikasi bersama Babinkamtibmas dan Babinsa Bogor Utara.

"Orang tua LJ sudah melaporkan pada kami. Dan pihak sekolah akan segera meng-kroscek dengan menemui ketua RT setempat untuk menanyakan apakah anak-anak sekolah ada di Taman Palupuh pada malam hari. Saya akan ke rumah korban akan mengajak ngobrol anaknya,” akunya.

Agus juga menegaskan, sekolah akan menjatuhkan sanksi apabila ada anak didiknya terlibat bullying.

Menurutnya, sekolah memiliki aturan, anak-anak yang terlibat akan dipanggil serta diberikan tindakan tegas, jika terbukti melakukan aksi tersebut.

"Siswa pulang sekolah jam setengah empat, diberikan toleransi hingga jam 5 sore dengan pengawasan sekuriti. Kalau ada kejadian seperti bullying, biasanya terjadi di luar jam belajar, sulit untuk mengawasi pada jam itu. Kami meminta bantuan dari masyarakat untuk memantau, teguran didahulukan kemudian dirapatkan dengan dewan guru dan wali kelasnya kemudian diputuskan hukuman kepada pelaku," urainya.

Anggota Komisi D DPRD Kota Bogor, Eka Wardhana, mengecam keras aksi bullying itu. Dia meminta pihak sekolah segera menindaklanjuti. Jika terbukti, maka harus ada tindakan dan sanksi tegas.

"Sekolah juga harus lebih peduli. Jika ada kegiatan di luar sekolah, harus ada fungsi kontrol dan pengawasan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diingkinkan. Jika memang kasus ini terbukti ada pelanggaran hukum, ya harus ditindak cepat," cetus politisi Partai Golkar itu .

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Fakhrudin mengaku sudah mendengar kasus bullying yang terjadi di sekolah tersebut.

Siswa SMA dipaksa kakak kelasnya untuk menenggak minuman keras dan dipaksa belajar cara tawuran hingga menjadi sansak hidup.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News