Siswa SMP dan SMA Kesatuan Bangsa Diingatkan Jangan Belajar Ilmu Agama dari Medsos
jpnn.com, JAKARTA - SMP dan SMA Kesatuan Bangsa, Bantul, DI Yogyakarta, menggelar seminar sekaligus penyuluhan mengenai pentingnya menangkal radikalisme.
Seminar menghadirkan Iptu Sudiasih selaku kanit Bintibmas Sat Binmas Polres Bantul serta dari Polsek Sedayu yaitu Kanit Binmas Iptu Dedi Turnandi dan Panit Binmas Iptu Gunawan Wibisono.
Iptu Sudiasih pada acara tersebut menyampaikan pentingnya keterbukaan pikiran (open minded) dan kewaspadaan terhadap upaya perekrutan kelompok-kelompok radikal.
Pesan penting yang disampaikan yakni agar siswa lebih memperdalam ilmu agama dari sumber-sumber yang terpercaya seperti ustaz dan kiai. Bukan dari sosial media.
"Jangan mudah termakan informasi dari sosial media. Sebaiknya bertanya kepada sumber-sumber yang kredibel," kata Iptu Sudiasih.
Sementara Ahmad Ihsanudin, humas SMA Kesatuan Bangsa mengungkapkan, seminar yang digelar Rabu (15/1) tersebut mendapat sambutan luar biasa dari para siswa dan para guru.
Bahkan Kepala Sekolah SMP Kesatuan Bangsa Ahmad Fauzi dan Kepala SMA Kesatuan Bangsa Ahmad Nurani mengikuti seminar hingga tuntas.
"Tujuan seminar ini sebenarnya untuk memberikan wawasan terkait bahaya radikalisme, serta pengertian dan cara mengatasi paham tersebut," tandasnya. (esy/jpnn)
Seminar digelar SMP dan SMA Kesatuan Bangsa Bantul, Yogyakarta, tentang pentingnya menangkal radikalisme.
- Melaju ke OSN Provinsi, 23 Siswa SMA Kesatuan Bangsa Targetkan Bawa Medali
- Kepala BNPT Imbau Semua Jajaran Tetap Waspada dan Jaga Kondusivitas Jelang Lebaran
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya
- Tingkatkan Resiliensi PMI Hong Kong, BNPT RI Ajak Perkuat Nilai Kebangsaan dan Persatuan
- Beginilah Kondisi Lokasi Ledakan Bahan Petasan di Bantul, Ditemukan Potongan Jari
- Deteksi Dini Penyebaran Radikalisme, BNPT Gandeng Kemendes PDTT Sukseskan Desa Siap Siaga