Siti Jenar

Oleh: Dahlan Iskan

Siti Jenar
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - KIAI satu ini selalu pakai blangkon. Sekilas lebih mencerminkan sosok tokoh kebatinan daripada ulama Islam.

Ketika MC mempersilakan berceramah agama, ia pun duduk di kursi khusus yang telah disediakan untuknya.

Ia lantas mengambil mikrofon. Bukan mengucapkan salam pembuka Assalamu'alaikum, tetapi melantunkan pucukan gending Jawa.

Baca Juga:

Begitu lantunan sang kiai selesai langsung disambut dengan riuhnya gamelan. Dan lagu pun dilanjutkan oleh para pesinden berjumlah delapan orang.

Satu gending lagu berlalu. Sang kiai minta para sinden menyanyikan satu lagi tambahan lagu.

Sang kiai terlihat sangat menikmati gending-gending Jawa itu. Kakinya yang ditumpangkan ke kaki satunya terlihat bergoyang mengikuti irama gending dan gamelan.

Baca Juga:

Sang kiai tidak banyak bicara. Justru saya yang diminta menjelaskan apa maksud acara malam itu diadakan: pergelaran wayang hakikat.

Nama kiai itu: Mohamad Nur Warji. Dari Desa Suru, Grobogan, Jawa Tengah. Ia lebih sering dipanggil romo daripada kiai.

Lakon pergelaran malam itu: Banjaran Syekh Siti Jenar. Anda sudah tahu: Siti Jenar akhirnya mati akibat mempertahankan pengajarannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News