Situasi Kabul Makin Panas, Menlu Inggris juga Meradang

Situasi Kabul Makin Panas, Menlu Inggris juga Meradang
Pasukan koalisi Inggris, koalisi Turki, dan Marinir AS mengawal seorang anak saat evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, dalam foto yang diambil Jumat (20/8/2021). Foto: Sgt. Victor Mancilla/U.S. Marine Corps/Handout viaREUTERS/AWW/djo

jpnn.com, LONDON - Ledakan bom di Bandara Kabul, Afghanistan, pada Kamis (26/8), menewaskan 13 pasukan AS dan sedikitnya 79 warga Afghanistan.

Ternyata, serangan di Bandara Kabul tersebut juga menyebabkan bua warga negara Inggris dan satu anak dari warga negara yang sama tewas.

"Ini adalah orang-orang yang tak bersalah dan menjadi sebuah tragedi bahwa ketika mereka berupaya menyelamatkan orang terkasihnya ke Britania Raya, mereka dibunuh oleh teroris pengecut," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, Jumat (27/8).

Serangan bandara Kabul pada Kamis diklaim oleh kelompok ISIS. Afiliasi ISIS di Afghanistan, ISIS-Khorosan, muncul sebagai musuh negara Barat maupun Taliban.

Dua warga negara Inggris lainnya terluka dalam serangan tersebut, lanjut Raab.

"Serangan keji kemarin menyoroti bahaya yang dihadapi oleh orang-orang di Afghanistan sekaligus memperkuat alasan kami melakukan semua yang kami bisa untuk mengeluarkan orang-orang," katanya.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace sebelumnya pada Jumat mengatakan bahwa Inggris tidak akan menerima orang lagi dalam evakuasi dari Kabul, selain mereka yang sudah berada di dalam bandara.

Wallace menyebutkan Inggris sedang mempersiapkan 1.000 orang terakhir di lapangan terbang yang akan diangkut pada Jumat saat kehadirannya selama 20 tahun di Afghanistan berakhir. (Reuters/Antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Berikut ini perkembangan terkini situasi di Bandara Kabul Afghanistan, Inggris ikut meradang.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News