Skandal Pelecehan Uskup Belo, Begini Reaksi Umat Katolik Timor Leste

Skandal Pelecehan Uskup Belo, Begini Reaksi Umat Katolik Timor Leste
Uskup Ximenes Belo memimpin misa Jumat pagi di Dili, Timor Timur, pada 8 Oktober 1999. Pemimpin Keuskupan Dili itu kembali ke Timor-Leste pada tanggal 6 Oktober setelah diasingkan karena kekerasan di area pelayanannya. Foto: Jason Reed / Reuters

Hanya sedikit orang Timor bersedia bicara soal skandal ini. Namun, mereka yang berbicara semua menyampaikan dukungan untuk sang Uskup.

“Sebagai orang Timor Leste, kami terkejut mendengar berita ini,” kata Naomi Sarmento, seorang Katolik.

“Kami sudah lama mengenal Uskup Belo, orang baik yang telah melakukan banyak pelayanan bagi Tuhan, membantu masyarakat Timor Leste dan menjadi panutan di dunia. Kami akan terus mendukung dan berdoa agar dia tetap sehat dan terus melayani Tuhan.”

Gregoriu Saldanha, yang memimpin Komite 12 November, sebuah organisasi pemuda yang didirikan setelah pembantaian di Santa Cruz selama pendudukan Indonesia di Timor Timur, mengadakan konferensi pers di Dili untuk menyatakan dukungan kepada uskup. Dia mengutip kontribusi Belo untuk negara dan perjuangannya untuk kemerdekaan.

“Kami menerima dan tunduk pada setiap keputusan yang dikeluarkan oleh Vatikan atas tuduhan terhadap Uskup Carlos Ximenes Belo, apakah itu benar atau salah,” kata Saldanha.

Namun, dia menekankan bahwa masyarakat akan tetap berdiri bersama Uskup Belo.

"Karena kami menyadari, sebagai manusia, Belo memiliki kelemahan atau kesalahan seperti orang lain. Jika dia melakukan kesalahan, itu kesalahan pribadinya, tidak ada hubungannya dengan agama.”

Dia menambahkan bahwa jasa Uskup Belo bagi kemerdekaan Timor Leste tidak akan pernah bisa dihapus.

Uskup Carlos Ximenes Belo diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki. Baga

Sumber AP

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News