Soal Ucapan Irjen Dedi & Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Reza Singgung Perkataan Kapolri
jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai pernyataan Irjen Dedi Prasetyo bisa kontraproduktif terhadap upaya Polri yang ingin menurunkan ketegangan dengan Aremania dan memulihkan relasi dengan masyarakat.
Hal itu disampaikan Reza merespons ucapan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi yang menegaskan gas air mata yang digunakan personel Brimob saat tragedi Kanjuruhan tidak mematikan.
Menurut Dedi, penyebab kematian ratusan suporter di Stadion Kanjuruhan adalah kekurangan oksigen akibat berdesak-desakan, terinjak-injak, serta bertumpuk-tumpukan.
- Chandra Sentil Irjen Dedi soal Penyebab Kematian Korban Tragedi Kanjuruhan, Jleb!
"Walau memang bukan akibat langsung gas air mata, tetapi kita paham bahwa kalau dirunut ke belakang, maka semua ini berawal dari gas air mata," kata Reza saat dihubungi JPNN.com, Selasa (11/10).
Pakar yang pernah mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK) itu mengatakan ratusan korban jatuh dalam tragedi Kanjuruhan karena situasi chaotic.
"Situasi chaotic akibat, seperti kata Kapolri sendiri, penonton 'panik'. Panik karena ada kepulan gas air mata," lanjut Reza.
Oleh karena itu, dia menyarankan humas Polri sebaiknya menyampaikan pernyataan yang utuh terkait peristiwa memilukan itu.
"Jangan potong kompas, sehingga publik menilai Polri tidak punya empati pada masyarakat khususnya keluarga korban," ujarnya.
Menanggapi ucapan Irjen Dedi Prasetyo soal gas air mata saat tragedi Kanjuruhan, Reza Indragiri singgung perkataan Kapolri Jenderal LIstyo Sigit Prabowo.
- Operasi Ketupat 2023, 148.211 Personel Gabungan Diterjunkan
- 5 Berita Terpopuler: Ada SE MenPAN-RB Berlaku, PPPK Masih dapat THR & Gaji ke-13? Bu Sri Mulyani Bikin Keder
- 148.211 Personel Gabungan Dikerahkan dalam Operasi Ketupat 2023
- KPK Tunjuk Jenderal Polri Ini sebagai Deputi Penindakan Menggantikan Karyoto
- Kapolri Perintahkan Jajaran Menjaga Kepercayaan Publik terhadap Polri
- Kapolri Sikat 2 Jenderal Jahat, Imparsial: Polri Makin Dipercaya Publik