Solusi Permanen Masalah Harga Jagung

Oleh: Fadel Muhamad (Wakil Ketua MPR RI)

Solusi Permanen Masalah Harga Jagung
Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad. Foto: Humas MPR RI

Peluang peningkatan produksi jagung nasional masih cukup besar, baik melalui peningkatan produktifitas maupun peningkatan indek pertanaman dengan penguatan delivery system, terutama menjaga stabilitas harga yang layak buat petani anggota koperasi di tingkat kecamatan.

Tantangannya adalah menyiapkan modal untuk lebih kurang 2.250 unit koperasi.

Dari KEP/Koperasi Petani 4.694 unit yang sudah terdata online (Data Simluhtan Kementan, 14 September 2021) untuk menjadikan Indonesia sebagai pengekspor jagung paling tidak di daerah 15 sentra produksi, termasuk untuk substitusi impor.

Hal ini dengan menjaga harga jagung petani minimal Rp 4.200/kg, kadar air 14 persen (biaya produksi intensif rata-rata Rp 8-10 juta/ha, produksi 5 ton, atau biaya produksi Rp 1.600-2000/kg).

Harga kontrak koperasi dengan BUMD Rp 4.500, dan harga kontrak BUMD dengan pabrik Rp 5.000/kg, FOB.

Kalau sistem ini terbangun, insyallah harga akan stabil baik di tingkat produsen maupun konsumen dan ini akan mendorong semua pemangku kepentingan untuk saling membesarkan, karena ada kejelasan supplai-demand dan harga.

Kalau rata-rata satu unit koperasi melayani kawasan skala ekonomi seluas 2.400 Ha, dikali 5 ton/ ha, total produksi 12 ribu ton dikali Rp 4.200/kg, nilai produksinya lebih kurang Rp 50 miliar.

Untuk keperluan cash flow koperasi cukup diberikan pinjaman tanpa bunga dengan sistem bagi hasil Rp 15 miliar/koperasi dikali 2.250 koperasi, lebih kurang Rp 33,75 triliun.

Sampai sekarang persoalan klasik agribisnis jagung di Indonesia belum terselesaikan secara komprehensif dan fundemental.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News