Begini Strategi Sri Mulyani Agar APBN Enggak Ngos-ngosan Genjot Ekonomi 2023
Tercatat, Amerika Serikat mengalami inflasi sebesar 7,5 persen pada Februari ini dan hal tersebut akan mendorong kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas.
"Tentu ini akan memberikan dampak spill over atau rambatan yang harus diwaspadai yaitu dalam bentuk capital flow akan mengalami pengaruh negatif dari kenaikan suku bunga, dan juga dari sisi yield atau imbal hasil dari surat berharga, yang tentu akan mendorong dari dalam hal ini biaya untuk surat utang negara," jelasnya.
Selain di negara-negara maju, inflasi juga terjadi di negara-negara berkembang, seperti Argentina dengan inflasi mencapai 50 persen, Turki 48 persen, Brasil 10,4 persen, Rusia 8,7 persen, dan Meksiko 7,1 persen.
"Kenaikan inflasi yang tinggi tentu akan bisa mengancam proses pemulihan ekonomi karena daya beli masyarakat tentu akan tergerus. Ini yang akan diwaspadai," tandas Menteri Keuangan Sri Mulyani. (tan/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Menteri Keuangan Sri Mulyani bakal merancang kebijakan agar pemulihan ekonomi 2023 tidak mengandalkan APBN.
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Fathan Sinaga
- Menko Airlangga: Kemungkinan Indonesia Resesi 1,5 Persen
- Lestari Moerdijat Sebut Banyak Hal Menguntungkan Jika Kesetaraan Gender Diwujudkan
- Holding UMi Sukses Pacu Inklusi dan Literasi Keuangan Nasional
- Haidar Alwi: Sebaiknya Program Makan Siang Gratis tidak Sepenuhnya Dibiayai APBN
- Ini Peran dan Kontribusi Bea Cukai Terhadap Penerimaan Negara & Pengawasan Perdagangan
- Kebijakan Gas Murah Dinilai Memberatkan APBN & Bisa Menghancurkan Industri