Stakeholder di Atambua Siap Berkolaborasi dengan Kemenpar

Stakeholder di Atambua Siap Berkolaborasi dengan Kemenpar
Rapat Koordinasi Crossborder Atambua di Hotel Matahari, Atambua, Rabu (30/1). Foto: Kemenpar

“Tahun 2018 ini, diperkirakan pariwisata perbatasan dapat menyumbang 18 persen dari total kunjungan wisman. Karena itu, tahun depan harus naik menjadi 20 persen atau sekitar empat juta dari total 20 juta target wisman. Kita butuh kerja sama dan bergandengan tangan. Ayo berkoordinasi dan kita bicara antarpimpinan agar semua program kita ke depan lancar,"kata Kiki.

Crossborder tourism dinilai strategis untuk menciptakan kantong-kantong destinasi baru yang digerakkan melalui event. Maka wajar bila tren jumlah kunjungan wisman via crossborder terus meningkat.

"Event terdekat bulan Februari nanti. Kami mau setelah event tidak langsung hilang efurorianya, lintas wisatawan terus berjalan, destinasi terus didatangi wisatawan. Karena itu, kami bersinergi juga di internal dengan membawa Asdep yang membidangi destinasi,"kata Kiki.

Selain  Atambua,  daerah lain yang dibidik untuk bisa menyumbang banyak wisman lewat cross border adalah Batam Kepri yang bersebalahan dengan Singapura dan  Malaysia.

"Kami sudah siapkan strateginya. Potensi pariwisata perbatasan atau crossborder tourism kita akan terus maksimalkan bersama,"tambah Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kemenpar  Ricky Fauziyani.

Salah satu daerah yang dibidik untuk bisa menyumbang banyak wisatawan mancanegara lewat cross border ini adalah Atambua, NTT yang bersebelahan dengan negara Timor Leste.

Ricky mengatakan Atambua sebagai destinasi utama crossborder tourism setelah Kepulauan Riau.

Keunggulan utama Atambua sebagai kekuatan pariwisata cross border tourism di Indonesia karena berbatasan darat dengan Timor Leste.

Kabar membahagiakan datang dari Rapat Koordinasi Crossborder Atambua di Hotel Matahari, Atambua, Rabu (30/1).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News