Suara Para TKW yang Sudah Tak Tahan Tinggal di Negeri Jiran

Nur Bisa Bawa Gaji, Santi Ingin Kuliah Lagi

Suara Para TKW yang Sudah Tak Tahan Tinggal di Negeri Jiran
Nurhayati (kiri) saat berbincang dengan penghuni penampungan TKI Johor Bahru, Malaysia. Foto: Nungki Kartikasari/Jawa Pos

Karena pekerjaan yang dia jalani selama enam bulan tidak sesuai dengan perjanjian, Santi "sapaan akrab Susanti" akhirnya melarikan diri dari rumah majikan. Sayangnya, dokumen pribadinya disita majikan. "Ya pendek cerita, akhirnya saya dibawa ke sini," ungkapnya tanpa ingin menceritakan perjalanannya hingga sampai di penampungan.

Alumnus D-3 Akademi Sekretaris dan Manajemen Marsudirini (ASMI) Santa Maria Jogjakarta jurusan bahasa Inggris itu sudah enam bulan tinggal di penampungan TKI. Wanita kelahiran 13 Juni 1982 tersebut menanti giliran dipulangkan ke Indonesia. "Mungkin Lebaran kali ini saya merayakannya di penampungan," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Santi menyatakan sangat ingin segera tiba di Indonesia. Dia tidak hanya ingin bisa cepat berkumpul dengan keluarga. Tapi, anak kelima di antara enam bersaudara itu juga sudah ngebet ingin melanjutkan kuliah program sarjana di Jogjakarta. "Saya sangat ingin nerusin kuliah S-1," katanya.

Setelah lulus nanti, Santi tidak ingin bekerja lagi ke luar negeri. Dia berencana menjalani kuliah sekaligus bekerja. "Kalau tahu begini akhirnya, mending saya membuka usaha di rumah saja," ujarnya. (*/c5/ari)

Sekitar 80 tenaga kerja Indonesia (TKI) di Johor Bahru, Malaysia, menunggu deportasi karena tak memiliki dokumen resmi. Mereka harus hengkang dari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News