Sudah Khianati PDIP, Emil Dardak Memang Layak Didepak

Sudah Khianati PDIP, Emil Dardak Memang Layak Didepak
Bupati Trenggalek Emil Dardak sedang berbicara dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam rapat koordinasi persiapan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 di Trenggalek, Jawa Timur pada Oktober lalu. Foto: M Sinaga for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Karyono Wibowo menilai keputusan PDI Perjuangan memecat Emil Dardak dari keanggotaan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merupakan langkah tepat. Sebab, Emil yang kini menjadi bupati Trenggalek telah menunjukkan ketidakloyalan dengan menerima pinangan partai lain untuk mendampingi Khofifah Indar Parawansa pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim).

“Bahkan kategorinya bisa disebut sebagai pengkhianat jika merujuk dari sejarah ketika Emil menjadi calon bupati Trenggalek yang telah didukung penuh oleh PDI Perjuangan hingga dia menjadi bupati,” kata Karyono di Jakarta (Sabtu (25/11).

Pendiri The Indonesian Public Institute itu menambahkan, PDIP pernah menobatkan Emil sebagai kader. Menurutnya, langkah itu sebagai penghargaan atas kiprah Emil sebagai sosok muda yang cerdas, visioner dan memiliki idealisme.

Bahkan, PDIP mendukung penuh Emil saat menjadi calon bupati pada Pilkada Trenggalek 2015. Namun, kata Karyono, justru kini Emil berseberangan dengan PDIP demi pinangan partai lain yang mengusungnya di Pilgub Jatim.

Dalam pandangan Karyono, keputusan Emil menerima pinangan partai lain jelas menunjukkan kualitas karakternya dalam berpolitik. "Sikap Emil ini mencerminkan karakter orang yang tidak tau balas budi,” ujar Karyono.

Lebih lanjut Karyono mengatakan, Emil memang berhak menerima pinangan dari partai lain. Namun, Karyono justru menduga keputusan Emil menerima pinangan partai lain bukan semata-mata ambisi pribadinya, melainkan menjadi bagian dari upaya mengganggu basis dukungan PDIP di Jawa Timur.

“Mengambil posisi diametral berhadapan dengan PDI Perjuangan dalam Pilgub Jatim tampaknya bukan sekadar ambisi pribadi Emil, tetapi patut diduga merupakan skenario politik untuk memecah suara dan mengganggu PDI Perjuangan secara psikologis,” ulasnya.

Seperti diketahui, PDIP telah menetapkan duet Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Abdullah Azwar Anas sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jatim. Partai berlambang kepala banteng itu berkoalisi dengan PKB untuk mengusung duet Gus Ipul-Anas.(rmo/jpg)

Keputusan PDI Perjuangan memecat Emil Dardak dari keanggotaan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu dinilai sebagai langkah tepat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News