Suhendra: Kearifan Aceh Kelola SDA Bisa Jadi Rujukan Daerah Lain

Suhendra: Kearifan Aceh Kelola SDA Bisa Jadi Rujukan Daerah Lain
Pengamat intelijen Suhendra Hadikuntono. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat intelijen senior Suhendra Hadikuntono mengatakan, kearifan tradisi Aceh dalam mengelola sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan selama ini seharusnya menjadi rujukan daerah lain di Indonesia.

“Pertanyaannya, apakah sumber daya alam yang melimpah tersebut berbanding lurus dengan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Aceh?" kata Suhendra, Jumat (17/1).

Berdasarkan data 2019 yang diperolehnya, Suhendra menyebut angka kemiskinan di Aceh mencapai 15,01 persen.  

“Dari data tersebut saya menyimpulkan ada yang salah dalam arah dan strategi pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya alam di Aceh," jelas Suhendra.

Menurut dia, hal itu terjadi karena konflik politik, sosial, dan keamanan yang terjadi di Aceh selama lebih dari 30 tahun.

Namun, sambung Suhendra, situasi tidak berubah setelah perdamaian antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005.

Salah satu penyebabnya, sambung Suhendra, adalah belum ada strategi besar dari pemerintah untuk menciptakan sistem dan tata kelola secara komprehensif untuk mengelola dan memberdayakan potensi unggul SDM dan SDA di Aceh.

"Penyebab lain yang sangat krusial saat ini adalah belum keseluruhan dari butir-butir MoU Helsinki dipenuhi oleh pemerintah pusat. Hal ini menciptakan instabilitas politik dan menimbulkan keresahan sosial di Aceh," kata Suhendra.

Pengamat intelijen senior Suhendra Hadikuntono mengatakan, kearifan tradisi Aceh dalam mengelola sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan selama ini seharusnya menjadi rujukan daerah lain di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News