Sultan Kritik Pemuka Agama yang Sibuk Pamer Heroisme, tetapi Lupa Menghormati

Sultan Kritik Pemuka Agama yang Sibuk Pamer Heroisme, tetapi Lupa Menghormati
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto: ANTARA/Luqman Hakim

Dengan begitu, lanjut Sultan, sikap mengingkari atau tidak mengakui pihak yang berbeda sama artinya menentang sunnatullah atau ketentuan yang telah diatur dan dikehendaki oleh Allah SWT.

"Berbeda itu sunnatullah, jadi kalau enggak mengakui yang lain, yang berwarna lain, yang berbeda, itu kan sebetulnya menentang kehendak-Nya juga," tegasnya.

Selain itu, menurut Sultan, di negara maritim atau kelautan seperti Indonesia, tidak sepatutnya berbicara mengenai mayoritas dan minoritas terkait suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) karena mayoritas dan minoritas biasanya hanya dibicarakan di negara kontinental atau benua.

"Kalau kita bicara mayoritas, ya semua harus manut yang agamanya mayoritas, yang penduduknya juga mayoritas. Jadi, semua harus tunduk pada orang Jawa dan orang Islam, tapi kan bukan itu," imbuhnya. (ant/dil/jpnn)

Menurut Sultan, selama ini Bhinneka Tunggal Ika dimaknai semua harus bersatu, tetapi aspek penghormatan terhadap yang berbeda tidak disampaikan


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News